Logo

Jalan Kampung Umat Hindu Suku Tengger Ditutup saat Hari Raya Nyepi

Reporter:,Editor:

Selasa, 01 March 2022 06:00 UTC

Jalan Kampung Umat Hindu Suku Tengger Ditutup saat Hari Raya Nyepi

NYEPI. Petugas Jagabaya Suku Tengger saat melakukan penjagaan pada perayaan Nyepi tahun 2019 lalu. Foto: Zulkiflie

JATIMNET.COM, Probolinggo – Akses jalan menuju perkampungan umat Hindu Suku Tengger yang berada di Kecamatan Sumber dan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, akan ditutup selama Kamis hingga Jumat, 3-4 Maret 2022.

Penutupan dilakukan sebagai bentuk penghormatan terhadap umat Hindu Suku Tengger di Lereng Gunung Bromo yang akan melangsungkan ritual catur bratha penyepian pada Hari Raya Nyepi 1944 Saka/2022 Masehi. 

Penutupan akses perkampungan umat Hindu Suku Tengger akan dimulai dimulai Kamis dini hari sekitar pukul 00.00 WIB dan akan dibuka kembali pada Jumat pagi sekitar pukul 05.00 WIB.

Ketua Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kabupaten Probolinggo Bambang Suprapto mengatakan untuk penutupan akses masuk perkampungan umat Hindu wilayah Kecamatan Sukapura bakal dilakukan di pintu masuk Desa Wonokerto.

BACA JUGA: Bromo Ditutup selama Nyepi, Pawai Ogoh-ogoh Ditiadakan

"Di titik tersebut, nanti penutupan akses masuk dilakukan oleh Forkopimka, yakni unsur TNI/Polri dan lainnya, termasuk umat muslim yang ada di Desa Wonokerto," kata Bambang saat dikonfirmasi, Selasa, 1 Maret 2022.

Sedangkan penutupan akses masuk perkampungan umat Hindu di Kecamatan Sumber akan dilakukan di pintu masuk Desa Pandansari dan dijaga oleh Forkopimka setempat.

Bambang menyampaikan ada sekitar sembilan desa di Kecamatan Sukapura dan lima desa di Kecamatan Sumber yang akan melangsungkan ritual catur bratha penyepian. Seluruhnya merupakan warga Suku Tengger yang memeluk agama Hindu.

Menurut Bambang, meski kini masih dalam situasi pandemi Covid-19, serangkaian ritual keagamaan dalam perayaan Nyepi tetap dilaksanakan namun jumlah pesertanya terbatas. 

Seperti ritual Melasti atau upacara pensucian diri yang biasanya dilakukan di areal Goa Widodaren, Lereng Gunung Bromo, yang hanya diikuti para pemangku adat. 

"Untuk ritual lainnya tetap ada tapi dibatasi. Seperti ritual Melasti, hanya diwakili lima orang saja tiap desanya. Itupun hanya para pemangkunya saja," kata Bambang.

BACA JUGA: Nyepi, Wisatawan Bromo Dilarang Beraktivitas di Luar Ruangan

Pada perayaan Nyepi kali ini, Bambang berharap umat Hindu Suku Tengger bisa instropeksi diri dan mawas diri akan kesalahan-kesalahan yang pernah diperbuat.

"Utamanya pandemi Covid-19 ini, semoga segera berakhir agar masyarakat bisa kembal hidup normal," tutur Bambang.

Sementara terkait perayaan Nyepi, agar berjalan khidmat dan lancar, Bambang menyebut penjagaan akan dilakukan oleh para jagabaya atau petugas keamanan adat Suku Tengger.

Jumlahnya ada sekitar 175 petugas jagabaya dan seluruhnya bakal disiagakan atau berjaga di desanya masing-masing.