
Reporter
DiniSenin, 15 Mei 2023 - 09:00
Editor
Bruriy Susanto
Ipang Parta Murdiani (33), seorang penjual es cincau ini nekat menjual ginjalnya dengan nilai Rp 100 juta.
JATIMNET.COM, Mojokerto - Ipang Parta Murdiani (33), seorang penjual es cincau ini nekat menjual ginjalnya dengan nilai Rp 100 juta. Hal itu ia lakukan agar bisa melunasi hutang yang melilitnya sejak tahun 2021.
Berbagai cara yang dilakukan yakni menawarkan donor secara legal. Bahkan, bapak dua anak ini pernah mendatangi rumah Gibran Rakabuming, putra sulung Presiden Joko Widodo di Solo. Namun, usahanya satu hari sebelum Hari Raya Idulfitri itu nihil hasil.
Dirinya nekat naik bus ke Solo hanya berbekal uang senilai Rp 150.000, sisa pendapatan terakhir yang ia kumpulkan selama berdagang cincau di bulan Ramadan.
"Saya sempat ke Solo, maunya ke Pak Presiden Jokowi, tapi akses pasti sangat sulit. Akhirnya saya ke rumah yang katanya itu rumah Mas Gibran, satu area dengan rumah Pak Jokowi," katanya Jumat 12 Mei 2023.
Setibanya di terminal Tirtonadi pukul 01.00 WIB, ayah dua anak ini tak langsung ke rumah Wali Kota Solo itu. Sehabis Subuh barulah dirinya naik ojek online menuju rumah Gibran. Dan diantar di depan gang sembari memberitahu lokasi kediaman orang nomor satu di Indonesia dan putra sulungnya tersebut.
"Subuh saya baru naik ojol, terus di turunkan di depan gang. Terus dikasih tau soalnya sudah masuk area kediaman Pak Jokowi dan Mas Gibran. Terus saya disuruh tanya warga rumah Mas Gibran yang mana. Saya datang ke rumahnya, baru izin di penjaga sudah ditolak, langsung disuruh pulang," tuturnya.
Pria yang kena PHK pabrik alas kaki tahun 2020 di Kota Mojokerto ini, pulang dengan tangan hampa. Niat hatinya, ingin bertemu dengan putra sulung Presiden RI hanya untuk difasilitasi donor ginjal secara legal pun pupus.
Bahkan, ia mengaku berencana mengakhiri hidupnya sebelum kembali ke Mojokerto. Tapi terbersit kedua wajah anak-anaknya yang masih membutuhkan kehadirannya.
"Saya pengen nemuin Pak Jokowi dan Mas Gibran cuman niat minta dibantu difasilitasi saja donor ginjal legal. Kan gak ada juga yang akan bantu dengan nominal hutang besar begitu aja. Makanya saya niat sungguh-sungguh donor ginjal saya," ucapnya.
Dirinya terus berusaha meminta fasilitasi cara mendonor ginjal secara legal ke sejumlah pejabat lain dan artis di Indonesia melalui media sosial. Seperti, Presiden Jokowi, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Bupati maupun Wakil Bupati Mojokerto, Raffi Ahmad, hingga Baim Wong.
Akun sejumlah selebgram dan ulama Indonesia pun berusaha ia hubungi. Tapi tak membuahkan hasil sama sekali. "Tadinya kepengen nemuin Bupati Mojokerto, tapi takut. Takut kaya di Solo, takut ditolak gak boleh lagi. Artis-artis yang suka bantu di medsos juga saya hubungi, tapi tidak ada respon," bebernya.
Ipang sebenarnya mengaku sudah berusaha mati-matian melunasi hutang-hutangnya yang terus membengkak hingga Mei 2023 dengan nilai mencapai Rp 68 juta.
Pinjaman ke sejumlah KSP dan Bank Titil bermula saat dirinya di PHK perusahaan salah satu alas kaki di Miji Baru, Kota Mojokerto saat Pandemi Covid-19 tahun 2020. Uang tabungan pun habis dibuat kebutuhan sehari-hari disaat adanya aktivitas pelarangan keluar rumah.
Sehingga membuat sang istri meminjam uang sebanyak Rp 3 juta di KSP dengan jangka waktu pelunasan satu tahun. Dan dicicil sepekan selama senilai Rp 75 ribu.
Ia pun terpaksa mengizinkan sang istri, lantaran tak ada lagi uang untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Meski begitu, ia berusaha untuk mendapatkan penghasilan kembali dengan berjualan krupuk, cilok, dan es cincau milik orang lain dengan sistem bagi hasil.
Ipang berharap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari sekaligus membayar angsuran KSP. Hanya saja, hasil dari berjualan hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saja.
“Sehari dapat Rp 20 ribu sampai Rp 30 ribu, kadang tidak dapat sama sekali. Pokoknya hanya bisa buat makan. Ya, mau bagaimana lagi, tidak ada yang bisa dimintai pertolongan," ujarnya.
Niat hati bisa melunasi hutang sebelumnya di KSP, lanjut Ipang, tapi kenyataannya angsuran baru jalan enam bulan, istrinya kembali meminjam duit di KSP yang sama sebesar Rp 4 juta. Angsurannya pun bertambah menjadi Rp 100 ribu setiap minggu selama setahun.
Tak sampai disitu, Ipang kembali mendapatkan tambahan hutang saat namanya dan istri digunakan sang teman untuk mengambil dua kendaraan roda dua di leasing yang berbeda. Bahkan, dirinya juga dipinjam nama untuk pembelian dua handphone secara kredit.
"Kalau sama dua kendaraan dan dua handphone banyak. Ada Rp 60 juta jadinya, yg HP Rp 8 juta. Makanya saya sudah frustasi, caranya hanya jual ginjal ini," akunya sepulang berjualan cincau.
Hingga kini, Ipang tak menyerah. Bersama istrinya, dia tetap menjual es cincau setiap harinya sejak pukul 09.00 WIB sampai sore di Kota Mojokerto. Meski pendapatan bagi hasil itu tak mampu melunasi hutang-hutangnya. Untuk itu ia memutuskan berencana menjual ginjalnya secara legal.
"Kadang sehari gak ada pemasukan. Buat saya utama anak-anak dan istri bisa makan. Makanya saya sudah putuskan untuk donor ginjal. Tapi belum tau caranya secara legal," ucapnya yang sejak Maret tak lagi tinggal dengan mertua, istri, dan anak-anak nya ini.
Ia kini harus berpindah-pindah tempat untuk beristirahat dan mandi. Mulai dari masjid sampai warung kopi yang mempersilahkannya untuk bermalam.