Logo

Ini Pesan Marcus-Kevin Jelang Final Cina Terbuka

Reporter:

Minggu, 22 September 2019 02:30 UTC

Ini Pesan Marcus-Kevin Jelang Final Cina Terbuka

FINAL KEEMPAT. Pasangan kali Marcus-Kevin harus bentrok dengan Hendra-Ahsan untuk keempat kalinya di final kejuaraan bulu tangkis sepanjang tahun 2019. Foto: BWF

JATIMNET.COM, Surabaya – Satu gelar juara Cina Terbuka nomor ganda putra sudah pasti dimiliki Indonesia. Itu setelah terjdi all Indonesian final yang mempertemukan dua generasi berbeda.

Ganda putra nomor satu dunia Kevin Sajaya Sukamuljo yang berpasangan dengan Marcus Fernaldi Gideon mengaku harus berhati-hati menghadapi seniornya, Hendra Setiawan-Mohammad Ahsan, di partai final Cina Terbuka, Minggu 22 September 2019.

Kevin-Marcus yang merebut tiket ke final setelah mengalahkan ganda Indonesia lainnya, Fajar Alfian-Muhammad Rian Ardianto di semi final, 21-8 dan 21-16, Sabtu 21 September 2019. Sementara Hendra-Ahsan terlebih dahulu merebut tiket final usai membekap ganda tuan rumah, Li Jun Hui-Li Yu Chen, 22-20 dan 21-11.

BACA JUGA: Kesempatan The Minions Balas Kekalahan di Kejuaraan Dunia Bulutangkis 2019

Ada pesan yang disampaikan Marcus jelang duel melawan seniornya. Sebab pertemuan ini merupakan final keempat sepanjang 2019, setelah Indonesia Master (Januari), Indonesia Terbuka (Juli) dan Jepang Terbuka (Juli).

Tiga pertemuan tersebut telah dimenangi Minions, julukan Kevin-Marcus. Adapun rekor pertemuan keduanya sudah sepuluh kali, dengan delapan kemenangan didapat Minions.

“Mereka (Hendra-Ahsan) baru saja merebut gelar juara dunia. Kami harus siap, nggak gampang melawan mereka,” kata Marcus mengomentari calon lawannya di final.

BACA JUGA: Indonesia Berpeluang Rebut Dua Gelar di Cina Terbuka

Hendra-Ahsan berhasil menjadi juara dunia Agustus lalu. Secara total, itu merupakan gelar ketujuh keduanya. Rinciannya, Hendra mengoleksi empat gelar, sedangkan Ahsan tiga gelar. Sebelumnya Hendra-Ahsan merebut All England di awal tahun.

Sementara itu, Kevin mengakui untuk mengalahkan Hendra-Ahsan tidaklah mudah. Selain jam terbang tinggi, pasangan ini sulit untuk dimatikan. Marcus-Kevin pernah merasakan bagaimana sulitnya menundukkan pasangan ini saat final Jepang Terbuka.

“Mereka tidak mudah dimatikan, tidak mudah menembus (pertahanan) pula,” jelas Kevin saat mengomentari kemenangannya di Jepang Terbuka Juli silam.

Sumber: badmintonindonesia.org.