Senin, 19 November 2018 09:28 UTC
Suko Widodo. FOTO: Nani Mashita.
JATIMNET.COM, Surabaya – Tim Seleksi Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jawa Timur santai menanggapi kritik dalam proses seleksi administrasi yang akhirnya meloloskan 60 orang dari 200 pendaftar.
Ketua Timsel Komisioner KPU Jatim Suko Widodo mengatakan proses penilaian seleksi administrasi sudah sesuai dengan aturan yang ada. Sehingga dia merasa aneh ada yang mengkritik kinerja timsel.
“Kita kerja profesional dalam seleksi, semua sudah diatur,” kata Suko, sapaannya, Senin 19 November 2018.
Dia tidak membantah bila dalam penilaian seleksi administrasi, faktor pengalaman menangani kepemiluan mendapat porsi terbesar. Tapi sekali lagi Suko menegaskan keputusan itu bukan dari timsel.
“Peraturan Penilaian dari KPU RI menjelaskan bahwa pengalaman kepemiluan diberikan bobot,” tegasnya.
Dia menyebut, bagi eks anggota KPU provinsi bobot penilaian lebih tinggi dibandingkan eks anggota KPU kabupaten/kota dan pelaksana pemilu lainnya. Setelah itu, timsel tinggal menghitung dan membuat peringkat kandidat yang layak maju ke tahapan berikutnya. Rumusan hitungnya pun sudah ditetapkan dari KPU RI.
Suko mengatakan skoring dengan mengutamakan pengalaman bukan hanya diterapkan di Jatim, tapi se-Indonesia yang sudah ditentukan KPU RI, dan berlaku di seluruh wilayah Indonesia.
Ke-60 kandidat komisioner KPU Jatim ini mengikuti tahapan selanjutnya yaitu tes tulis di Gedung AMEC Lantai 4 Ruang CBT 1 dan CBT 2 Kampus A Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga, hari ini (Senin 19 November 2018).
Seperti yang ditulis sebelumnya, hasil seleksi timsel yang meloloskan “wajah lama" menuai kritik. Lantaran timsel terlalu mengutamakan pengalaman para kandidat menangani pemilu.
Salah satunya dari pengamat politik Universitas Trunonoyo Madura Surokim AS. Dia tidak membantah pengalaman dalam kepemiluan penting, namun kecakapan mengambil keputusan strategis harus diutamakan karena yang dipilih adalah komisioner KPU tingkat provinsi.
"Kalau persoalan teknis pelaksanaan pemilu, tiga bulan bisa dipelajari. Tetapi kita kan tidak sedang memilih Ketua KPPS, tapi komisioner tingkat provinsi yang membutuhkan kecakapan mengambil kebijakan strategis," ujarnya.
Ketujuh komisioner petahana itu adalah Eko Sasmito (ketua KPU sekaligus divisi keuangan, umum dan rumah tangga), Gogot Cahyo Baskoro (divisi sosialisasi, pendidikan pemilih dan partisipasi masyarakat), dan Choirul Anam (divisi data dan informasi).
Sementara empat anggota lainnya adalah Dewita Hayu Shinta (divisi perencanaan dan logistik), Muhammad Arbayanto (divisi teknis penyelenggaraan), serta dua komisioner yang baru sebulan ini menjabat, yaitu Rochani dan Insan Qoriawan.
Catatan: Redaksi mohon maaf telah terjadi kesalahan judul, yang seharusnya "Ini Penjelasan Timsel KPU Jatim Soal Lolosnya Petahana"