
Reporter
Rochman AriefSabtu, 13 Oktober 2018 - 09:12
Editor
Rochman Arief
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Cirebon – Keberhasilan pemerintah melaksanakan program keluarga berencana (KB) di tahun 1971 mampu mengendalikan ledakan penduduk. Diterangkan Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Sigit Priohutomo menyebutkan Indonesia bisa menjadi negara terpadat ketiga di dunia.
“Berkat keberhasilan program KB, laju pertumbuhan penduduk bisa dikendalikan dan penduduk Indonesia saat ini berkisar 265 juta,” katanya saat Peringatan Hari Kontrasepsi se-Dunia 2018 di Lapangan Astana Japura, Cirebon, Antara, Sabtu 13 Oktober 2018.
Diterangkan Sigit bahwa kontrol laju pertumbuhan penduduk sangat penting untuk menciptakan angkatan kerja dan menyiapkan mutu pendidikan menyongsong bonus demografi.
Indonesia, menurut Sigit, laju pertumbuhan penduduk bisa mencapai 500 juta apabila tidak ditekan melalui program KB. Pengendalian laju penduduk melalui program KB sudah menciptakan Indonesia berjumlah 265 juta penduduk.
“Saat ini Program KB tidak hanya mengejar orang menggunakan kontrasepsi tetapi menyiapkan generasi yang lebih sehat dan cerdas,” lanjutnya.
Dia juga mengingatkan kepada orang tua agar memperhatikan gizi wanita hamil dan anak pada usia 1.000 hari pertama dari kelahiran. Menurutnya perhatian gizi sangat penting untuk menjaga perkembangan otak di janin dan saat 1.000 hari pertama agar tumbuh sempurna dan mencegah kekerdilan atau stunting.
Ia juga mengajak akseptor KB menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) seperti IUD yang bisa digunakan lima dan implan yang bisa digunakan tiga tahun.
“Alat kontrasepsi yang sederhana itu banyak gagalnya, karena faktor lupa, sehingga saya sarankan menggunakan kontrasepsi MKJP agar pengaturan kelahiran tercapai,” lanjutnya,
Sementara itu, Sekda Jabar Dr Iwa Karniwa mengungkapkan bahwa Jabar merupakan peringkat pertama jumlah penduduk di Indonesia. Berdasar data Desember 2017 tercatat 48,04 juta jiwa dengan laju pertumbuhan 1,39 persen dan angka kelahiran 2,4 anak.
“Artinya satu perempuan rata-rata mempunyai 2-3 anak. Ini artinya sudah ada kesadaran mengatur kelahiran,” katanya.
Menurut Iwa, untuk memperkuat kesejahteraan dan ketahanan keluarga Pemprov Jabar menyiapkan 2.000 tenaga penggerak desa dan kelurahan serta 6.600 orang Tenaga Motivator Ketahanan keluarga (Motekar).