Senin, 08 October 2018 09:37 UTC
Ilustrasi Sri Mulyani. Ilustrator Gilas Audi.
JATIMNET.COM, Jakarta – Tudingan Indonesia kembali mengajukan utang di sela pertemuan tahunan International Monetary Fund – World Bank mendapat bantahan dari pemerintah.
BACA JUGA : RUPIAH MENUJU TITIK TERENDAH RP 15.000 PER DOLLAR AS
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa posisi Indonesia dalam pertemuan yang dilaksanakan di Nusa Dua, Bali 8-15 Oktober 2018 itu sebagai tuan rumah.
“Tudingan itu (pengajuan utang) sangat tidak mendasar. Karena itulah publik perlu diberikan pemahaman yang benar,” tegasnya dalam pernyataan resmi yang dikutip dari Antara, Senin 8 Oktober 2018.
BACA JUGA : EKONOM TIDAK KHAWATIR DOLLAR TEMBUS RP 15 RIBU
Dia menambahkan IMF tidak akan memberikan utang kepada negara yang tidak mengalami krisis. Sebab mandat IMF hanya untuk memberikan pinjaman bagi negara yang mengalami krisis. Sementara Indonesia saat ini tidak mengalami krisi.
“Perbankan kita terjaga dengan sehat, GDP kita masih tumbuh sekitar 5 persen, defisit APBN menurun, inflasi terjaga rendah, dan moneter stabil. Kami meyakini bila fleksibilitas ekonomi bisa kita jaga, maka kita bisa menyesuaikan diri dengan perkembangan ekonomi global saat ini,” sambungnya.
BACA JUGA : AGUS GUMIWANG, PECATAN GOLKAR SAH MENSOS JOKOWI
Lebih lanjut Annual Meeting IMF-WB 2018 yang dilangsungkan di Nusa Dua merupakan pertemuan terbesar dunia dalam bidang ekonomi. Dalam pertemuan itu dihadiri para pemimpin lembaga keuangan dunia, menteri-menteri yang membidangi urusan ekonomi dan moneter, serta pengusaha-pengusaha dari berbagai sektor usaha.
Indonesia menjadi negara ke-4 di Asia yang terpilih menjadi tuan rumah IMF-WB 2018, setelah Singapura, Thailand, dan Filipina. Proses pemilihan sebagai tuan rumah dimulai sejak Indonesia mengajukan proposal pada September 2014 hingga penetapan pada kuartal akhir 2015.
IMF-WB 2018 di Bali ini disebut-sebut sebagai yang terbesar dibandingkan kegiatan sebelumnya dari sisi jumlah peserta. Melibatkan lebih dari 30 ribu peserta yang terdiri atas 5.000-an delegasi dan lebih dari 25 ribu non delegasi dari 189 negara.
Indonesia sebagai tuan rumah mencoba menjadikan perhelatan ini untuk memberikan dampak positif sebanyak-banyaknya bagi bangsa.
Dari sisi dampak langsung, Bappenas memperkirakan akan ada pemasukan lebih dari Rp 1 triliun yang berasal dari belanja para peserta.