Indonesia Berpeluang Persempit Gap Defisit Neraca Perdagangan dengan Cina

Reporter
David PriyasidhartaKamis, 25 April 2019 - 06:49
Editor
David Priyasidharta
Manggis. Foto: Pixabay.com
JATIMNET.COM, Beijing - Menteri Luar Negeri RI Retno LP Marsudi dan Menteri Bea Cukai Cina Ni Yue Feng menandatangani protokol perdagangan manggis, Kamis 25 April 2019. Kesepakatan dagang ini diteken setelah Cina mengizinkan Indonesia kembali mengekspor buah tersebut ke negaranya.
"Kerja sama ini bagian dari peningkatan konektivitas dan investasi," kata Menlu Retno sebelum menandatangani naskah protokol.
Penandatanganan dilakukan di sela-sela Konferensi Kerja Sama Internasional Sabuk Jalan (BRF) II di Beijing. Dengan penandatanganan protokol tersebut, impor manggis dari Indonesia akan meningkat sejak Cina mengizinkan Indonesia kembali mengirimkan manggis ke negara berpenduduk terbanyak di dunia itu dua tahun lalu.
BACA JUGA: Jokowi Dorong IKM Kerajinan Dobrak Pasar Internasional
Retno mencatat Cina merupakan mitra dagang terbesar bagi Indonesia, dengan nilai perdagangan kedua belah pihak sebesar 70 miliar dolar AS (sekitar Rp 990 triliun) pada 2018, yang merupakan peningkatan 23 persen dibandingkan pada 2017.
"Namun kami melihat defisit perdagangan Indonesia dengan Cina masih cukup besar. Oleh karena itu, kami sepakat untuk mempersempit gap defisit dan menjadikan perdagangan lebih seimbang dan saling menguntungkan," ujarnya.
Retno didampingi Dubes RI untuk Cina Djauhari Oratmangun dalam pertemuan bilateral dengan Menteri Bea Cukai Cina dan jajarannya. Dalam kesempatan tersebut, Menlu juga menyampaikan bahwa Indonesia telah memfasilitasi ekspor buah-buahan dari Cina, di antaranya jeruk mandarin.
"Saya berharap Yang Mulia dapat memberikan bantuan dalam finalisasi impor salak dari Indonesia, termasuk menurunkan tarif buah nanas agar perdagangan bilateral ini lebih menguntungkan kedua belah pihak," ujarnya, merujuk pada Menteri Ni Yue Feng.
BACA JUGA: Pertanian dan Industri Topang Ekspor Jatim Maret 2019
Ni Yue Feng menyambut positif permintaan yang disampaikan oleh Menlu Retno tersebut. "Saya sangat senang pada hari ini kita dapat menandatangani protokol impor manggis dari Indonesia," ujarnya.
Pada akhir 2017, Cina kembali membuka keran impor manggis dari Indonesia setelah sempat ditutup pada 2014 karena kandungan zat kimia. Sejak izin diberikan lagi, buah manggis dari Indonesia mudah dijumpai di pasar-pasar modern dan tradisional Cina, bersaing dengan manggis Thailand.
Konferensi BRF II di Beijing pada 24-27 April 2019 turut dihadiri Wakil Presiden RI Jusuf Kalla. Pada BRF I di Beijing pada Mei 2017, Presiden Joko Widodo hadir bersama sejumlah kepala negara/pemerintahan, termasuk Presiden Cina Xi Jinping sebagai penggagas Sabuk Jalan.