Logo

Holistic Coffee Expo, Lelang Virtual Biji Kopi di Masa Pandemi

Reporter:,Editor:

Minggu, 13 December 2020 11:00 UTC

<em>Holistic Coffee Expo</em>, Lelang Virtual Biji Kopi di Masa Pandemi

LELANG VIRTUAL. Pelaksanaan lelang kopi secara virtual yang mempertemukan petani kopi di daerah dengan perusahaan pembeli. Lelang untuk membantu petani kopi yang terdampak kelesuan ekonomi akibat Pandemi Covid-19. Sumber: youtube.com

JATIMNET.COM, Jember – Kopi menjadi salah satu komoditas yang terdampak oleh pandemi Covid-19. Kebijakan pembatasan mobilitas dan resesi global membuat permintaan kopi baik di dalam maupun luar negeri menjadi lesu.

Kondisi ini pula yang mendorong digelarnya Holistic Coffee Expo 2020 di Jember selama dua hari. Acara berupa lelang biji kopi langsung dari para petani itu diinisiasi Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Jember dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Indonesia.

“Selain diskusi soal bisnis kopi, kita juga menggelar lelang biji kopi terbaik dari petani langsung kepada pembelinya. Lelang ini dilakukan secara virtual. Tidak saja untuk membantu menaikkan citra kopi dari kawasan Jember dan sekitarnya, tetapi juga membantu Supply Chain Management (SCM) komoditas kopi yang terdampak di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang,” ujar Andi Dharmawan, peneliti Puslitkoka yang memandu lelang kopi, Sabtu, 12 Desember 2020.

BACA JUGA: Festival Kopi Ber-SNI, Cara Dewan Kopi Jatim Kenalkan Kopi ke Mancanegara

Lelang digelar secara virtual untuk menyesuaikan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang diberlakukan pemerintah. Selain virtual, protokol lain seperti penggunaan masker, jaga jarak, dan mencuci tangan juga diberlakukan.

Selain dari Jember, biji kopi yang dilelang juga berasal dari daerah sekitar yakni Lumajang, Banyuwangi, Bondowoso, dan Situbondo atau Sekar Kijang yang merupakan area kerja dari KPw BI Jember. Sejak pandemi, komoditas kopi anjlok yang terlihat dari tidak seimbangnya jumlah permintaan dan penawaran selama beberapa bulan terakhir.

Lelang virtual ini diharapkan bisa menyederhanakan mata rantai penjualan kopi dari para petani di daerah. “Targetnya tidak sekadar transaksi untuk harga terbaik, tetapi juga ada perputaran kopi yang masih ada di petani, sehingga kopinya bisa keluar,” katanya.

BACA JUGA: Permintaan Turun Akibat Covid-19, Harga Biji Kopi Anjlok 40 Persen

Lelang tersebut diikuti 50 badan usaha yang sudah terverifikasi sebelumnya. “Para bidder ini lebih dulu registrasi dengan menyertakan identitas badan usaha maupun NPWP. Untuk mencegah bidder gelap selama proses lelang,” kata Andi.

Kantor Perwakilan BI Jember mencatat kopi memiliki kontribusi signifikan dalam ekspor komoditas perkebunan dari kawasan Sekar Kijang. Secara umum, komoditas perkebunan menyumbang 30 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

“Ini menunjukkan pentingnya kopi diperhatikan untuk menopang siklus pertanian dan perkebunan yang ada di daerah,” ujar Kepala Kantor Perwakilan BI Jember Hestu Wibowo.

Indikator perekonomian di Jember semasa pandemi terbilang masih cukup terjaga. Ini terlihat dari indeks penjualan riil yang mulai membaik meski masih negatif. Selain itu, inflasi Jember saat ini tercatat 2,19 secara tahunan.

“Ini termasuk inflasi yang terjaga, hal ini juga tidak lepas dari peran pemerintah dalam pengendalian inflasi. Seperti juga upaya mendorong konsumsi serta produksi domestik,” kata Hestu.