Jumat, 16 August 2019 02:55 UTC
JERUK. Pengunjung agrowisata jeruk sedang memetik Jeruk Siem Ponorogo. Foto: Gayuh S.W
JATIMNET.COM, Ponorogo – Musim panen raya jeruk siem khas Ponorogo diikuti dengan anjloknya harga buah tersebut. Jeruk kualitas super dihargai Rp 5 ribu per kilo di tingkat petani. Harga bisa merosot lebih jauh untuk jeruk kualitas sedang.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, salah satu petani jeruk di Desa Duri, Kecamatan Slahung, Suparto, berinisiatif membuat agrowisata petik buah jeruk dan makan jeruk sepuasnya.
Dengan tiket masuk Rp 10 ribu, pengunjung bisa makan jeruk sepuasnya.
“Setiap tahun permasalahan di desa ini selalu sama, kalau panen jeruk barengan pasti harganya anjlok,” kata Suparto, Jumat 16 Agustus 2019.
BACA JUGA: Pedagang Sayangkan Jeruk Banyuwangi yang Lebih Kecut
Suparto menuturkan, ada belasan pemilik kebun jeruk di desanya, belum lagi di desa lain.
Pasalnya, banyak warga di wilayah Ponorogo bagian selatan, khususnya Kecamatan Balong dan Slahung, yang memiliki kebun jeruk.
Ia sendiri memiliki sekitar 250 batang pohon jeruk yang semuanya sudah siap panen, dengan total buah jeruk siap petik hampir mencapai setengah ton.
“Akhirnya tercetus ide bagaimana kalau membuat agrowisata saja, dan ternyata responnya luar biasa,” ujarnya.
BACA JUGA: Puluhan Hektare Lahan Jeruk Magetan Kekeringan
Suparto melanjutkan, sejak dibuka tiga minggu yang lalu, hampir semua buah jeruk di kebun miliknya ludes dipetik pengunjung. Bahkan dalam satu hari, pengunjung bisa mencapai 20 hingga 30 orang.
Ia menuturkan banyak dari pengunjungnya adalah anak muda yang ingin berswafoto sambil petik jeruk, juga keluarga yang ingin menghabiskan waktu sambil memetik dan menikmati manisnya jeruk di kebun miliknya.
“Pengunjung yang ingin membawa pulang jeruknya juga bisa, hanya Rp 7 ribu saja untuk per kilonya, bisa pilih sendiri di pohon,” pungkasnya.