Logo

Hadirkan Permainan Tradisional, Asdep KemenPAN RB Apresiasi Pelaksanaan Mojotirto Festival

Reporter:,Editor:

Selasa, 22 March 2022 03:40 UTC

Hadirkan Permainan Tradisional, Asdep KemenPAN RB Apresiasi Pelaksanaan Mojotirto Festival

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari akrab dipanggil Ning Ita saat mencoba permainan tradisional yakni engklek, di sela Mojotirto Festival, Selasa 22 Maret 2022. Foto: Diskominfo Kota Mojokerto

JATIMNET.COM, Mojokerto - Pemerintah Kota Mojokerto kembali menggelar Mojotirto Festival. Pagelaran tersebut merupakan acara untuk memperingati hari air sedunia di Kota Mojokerto sekaligus sebagai bentuk rasa syukur atas tercukupinya kebutuhan air di Kota Mojokerto.

D isamping prosesi umbul dungo dan kirab majapahitan, Mojotirto Festival juga disemarakkan permainan tradisional. Hal itu pun mendapat apresiasi dari Asisten Deputi Pelayanan Publik MenPANRB Diah Natalisa usai mengikuti Mojotirto Festival di Bantaran Sungai Ngotok, Jembatan Rejoto, Kecamatan Prajurit Kulon pada Selasa 22 Maret 2022.

“Beragam hal tadi sudah kita saksikan, diawali dengan satu hal yang sangat menarik ya, permainan anak-anak yang mungkin selama ini udah jarang dilakukan oleh anak-anak kita. Saya kira ini adalah hal yang sangat pantas kami apresiasi.” kata Diah, Selasa 22 Maret 2022.

Baca Juga: Menteri PANRB Cabut Larangan Pembatasn ASN Bepergian ke Luar Negeri

Dengan ditampilkannya permainan tradisional, Diah juga mengajak untuk memunculkan kembali kearifan lokal. “Mari kita Munculkan lagi kearifan-kearifan lokal dalam rangka juga biar anak-anak kita nggak sibuk hanya dengan gadgetnya saja," ujarnya.

"Mengingatkan kembali ada hal-hal yang sangat positif, kebersamaan, mereka layaknya anak-anak yang memang perlu untuk memahami bagaimana sosial budaya kita," imbuhnya.

BEKEL. Anak-anak di Mojokerto saat bermain bekel di ajang Mojokerto Festival, Selasa 22 Maret 2022. Foto: Diskominfo Kota Mojokerto

Di samping mengapresiasi dimunculkannya kembali permainan tradisional, Diah juga bangga dengan kebersamaan dan keberagaman yang ditampilkan dalam Mojokerto Festival.

Karena di dalam Mojotirto Festival juga ditampilkan tarian tradisional seperti Tari Bedoyo Putri Kusumo, Tari Jurit Sandi, Kirab Budaya Majapahit, Liang liong Ikan, festival kuliner dan juga unjuk kebolehan dari para atlet dayung Kota Mojokerto.  

“Kami sangat berharap acara kita hari ini dapat membangkitkan semangat kita semua dapat membangkitkan semangat untuk berkolaborasi dan insya Allah nanti pada gilirannya juga meningkatkan pertumbuhan dari pada perekonomian kita, khususnya  di Kota Mojokerto," katanya.

Baca Juga: Blusukan ke Pasar Tradisional, New Man Sosialisasi Pakai Bahasa Madura

Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari yang memang mempunyai visi untuk menjadikan Kota Mojokerto sebagai Kota Pariwisata berbasis sejarah dan budaya menyampaikan bahwa beragam penampilan dalam Mojotirto Festival merupakan bentuk alkulturasi budaya di Kota Mojokerto.

"Ada beberapa kebudayaan yang ditampilkan dalam Mojotirto, ini kan bagian dari akulturasi budaya. Kita tahu di Kota Mojokerto ini ada klenteng hok sian kiong yang didirikan pada tahun 1823 itu menunjukkan bahwa di kota ini telah terjadi penyatuan budaya dari berbagai etnis dan juga dari berbagai negeri," ujarnya.
 
Ia menambahkan bahwa akulturasi budaya adalah sebuah aset yang sangat berharga. Dari enam agama, enam pemeluk agama yang ada di Kota Mojokerto semuanya hidup rukun berdampingan.

"Semuanya itu (akultarasi budaya) yang menjadi aset sangar berharga juga yang telah mengantarkan kita mendapatkan Harmony Award dari Kementerian Agama pada tahun 2020 lalu. Ini aset yang harus kita jaga sama-sama.”pungkas perempuan yang akrab disapa Ning Ita ini. (Inforial)