Logo

Gubernur Khofifah Kunjungi Ponpes di Situbondo, Serahkan Santunan untuk Korban Asrama Ambruk

Reporter:,Editor:

Sabtu, 01 November 2025 03:36 UTC

Gubernur Khofifah Kunjungi Ponpes di Situbondo, Serahkan Santunan untuk Korban Asrama Ambruk

Gubernur Jatim Khofifah Ponpes Salafiyah-Syafi’iyah di Situbondo untuk beri santunan kepada korban asrama ambruk dan meminta agar bangunan segera diperbaiki. Foto: Intel

JATIMNET.COM, Situbondo – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, mengunjungi Pondok Pesantren Salafiyah-Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Sabtu 1 Oktober 2025.

Kunjungan tersebut dilakukan untuk menyampaikan belasungkawa dan memberikan santunan kepada keluarga santriwati yang menjadi korban atap asrama ambruk beberapa hari lalu.

Khofifah tiba di lokasi sekitar pukul 17.00 WIB dan langsung menemui pihak pesantren serta keluarga korban. Ia disambut hangat oleh pengasuh pondok pesantren, para pengurus, serta pejabat Pemerintah Kabupaten Situbondo yang turut hadir dalam kesempatan tersebut.

Setelah menyerahkan santunan, Gubernur Jawa Timur itu memilih tidak memberikan pernyataan resmi kepada awak media.

“Cukup ke Pak Bupati saja, ya, kawan-kawan. Terima kasih,” ujar Khofifah singkat sambil meninggalkan lokasi.

 

Pesan Gubernur: Asrama Segera Diperbaiki

Pengasuh Ponpes Salafiyah-Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani, Kiai Muhammad Hasan Nailul Ilmi, menyampaikan bahwa kedatangan Gubernur Khofifah merupakan bentuk kepedulian terhadap para korban.

Selain memberikan santunan, Khofifah juga meminta agar asrama yang ambruk segera diperbaiki agar kegiatan belajar para santri dapat kembali berjalan normal.

“Kami berterima kasih atas perhatian dan kepedulian Ibu Gubernur yang telah datang langsung serta memberikan bantuan kepada santriwati yang menjadi korban,” tutur Kiai Hasan kepada Berita Satu.

 

Kronologi Kejadian: Atap Ambruk Saat Santriwati Tertidur

Seperti diberitakan sebelumnya, atap asrama putri lantai dua di Pondok Pesantren tersebut ambruk pada Rabu dini hari, 29 Oktober 2025.

Peristiwa tragis itu terjadi saat para santriwati sedang tidur lelap. Sebanyak 19 santriwati tertimpa reruntuhan, satu orang meninggal dunia, sementara belasan lainnya mengalami luka-luka.

Dua santriwati masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit karena mengalami patah tulang akibat tertimpa material bangunan.

Hingga kini, pihak pesantren bersama pemerintah daerah terus berkoordinasi untuk menangani dampak kejadian dan memulihkan kondisi di lingkungan pondok.