Logo

Gas Metana Picu Terbakarnya Tanah di Ponorogo

Reporter:,Editor:

Senin, 30 September 2019 07:53 UTC

Gas Metana Picu Terbakarnya Tanah di Ponorogo

SUDAH PADAM. BPBD Ponorogo telah memadamkan sumber api yang muncul di Dusun Ringinsurup, Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal, Kabupaten Ponorogo yang disebabkan gas metana. Foto: Gayuh Satria.

JATIMNET.COM, Ponorogo – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Ponorogo menyatakan tanah yang terbakar disebabakan gas metana hasil fermentasi limbah jamu. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan DLH dengan mengambil sample tanah di lokasi.

Kepala DLH Ponorogo, Sapto Djatmiko menjelaskan retakan tanah tersebut juga bisa disebabkan adanya gas metana. “Ketika gas keluar dari dalam tanah, memicu sisa gas lainnya, yang kemudian terbakar,” katanya, Senin 30 September 2019.

Sapto menerangkan sampah organik apapun, selain limbah jamu, bisa menimbulkan gas metana. Namun gas metana itu bisa muncul jika sudah tertimbun cukup lama dan tidak terurai. Pada suhu yang terik dan cuaca kering memudahkan gas terbakar meski tanpa pemantik api.

BACA JUGA: Api Menyala dari Dalam Tanah, DLH Ambil Sampel di Dusun Ringinsurup Ponorogo

“Gas metana itu sifatnya sangat mudah terbakar. Apalagi didukung cuaca dan suhu yang panas seperti saat ini,” terangnya.

Dia mencontohkan kasus seperti ini juga pernah terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mrican. Sebagian sampah di TPA tiba-tiba terbakar. Salah satu pemicunya adalah keberadaan gas metana di bawah tumpukan sampah.

“Biasanya yang cepat padam hanya bagian atasnya saja, sedangkan bagian bawahnya tetap membara,” ujarnya.

BACA JUGA: Penyebab Sumber Api Ringinsurup di Ponorogo Diduga dari Ampas Jamu

Sapto menuturkan bahwa tanah yang mengeluarkan sumber api di Dusun Ringinsurup, Desa Kupuk, Kecamatan Bungkal sulit dipadamkan. Hal ini disebabkan letak sumber api tepat berada di balik lapisan tanah teratas.

Camat Bungkal, Jemain yang dikonfirmasi terpisah mengatakan jika kondisi tanah saat ini sudah aman. Pemadaman api dilakukan Badan Penangggulangan Bencana Daerah (BPBD) dengan mengerahkan lima tangki air berkapasitas 6.000 liter.

“Masyarakat tidak perlu khawatir, api sudah padam,” pungkasnya.