Kamis, 14 November 2019 01:47 UTC
FASILITAS RUSAK. Komisi I DPRD Kota Blitar menemukan sejumlah fasilitas di RSUD Mardi Waluyo yang rusak dan tak layak difungsikan. Foto: Yosibio
JATIMNET.COM, Blitar - Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Blitar menyoroti banyaknya fasilitas yang rusak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Mardi Waluyo.
Komisi yang membidangi pendidikan dan kesehatan ini menemukan hal tersebut saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke rumah sakit tersebut yang dipimpin Ketua Komisi I DPRD Said Novandi, Rabu 13 November 2019.
Menurut Said, sidak dilakukan untuk meninjau sarana dan prasana serta pelayanan yang ada di rumah sakit. Komisi I menemukan beberapa fasilitas yang tidak optimal, seperti air conditioner (AC) yang rusak. Kemudian tempat tidur baru tapi belum difungsikan dan ditempatkan di tempat yang bukan semestinya.
BACA JUGA: Waspada Bom Bunuh Diri, Polres Blitar Perketat Penjagaan
“Untuk AC yang tidak layak jumlahnya sekitar 300. Ini tentu akan menjadi biaya tinggi. Kami mendorong pengadaan AC untuk mengganti yang sudah rusak saja,” kata Said Novandi.
Selain melihat fasilitas layanan, rombongan wakil rakyat ini juga banyak berbincang dengan masyarakat yang sedang mengantar memeriksakan keluarganya di rumah sakit tersebut.
“Sidak kami berkaitan dengan infrastruktur. Ini tadi kami melihat ruangan kelas III tidak mencukupi," imbuhnya.
Direktur RSUD Mardi Waluyo, dr Ramiadji yang dikonfirmasi terkait temuan dewan mengaku, semua AC di RSUD Mardi Waluyo berfungsi. Ia menyebut perilaku masyarakat yang membuka jendela ruangan saat pendingin ruangan menyala yang membuatnya jadi gampang rusak.
BACA JUGA: Pemkot Blitar Alokasikan Rp 131 Juta untuk Ekskavasi Lanjutan Candi Gedog
“Karena tidak semua orang itu suka menggunakan AC. Meski AC nya on, masyarakat ada yang membuka ruangan, jadi menyebabkan AC gampang rusak. Ada usulan sentralisasi AC, nanti kami bicarakan,” katanya Ramiadji.
Ia menambahkan, pemeliharaan AC di RSUD juga berjalan baik. Kalau ada AC yang rusak akan dibetulkan, namun begitu selesai ternyata ruangan lain yang rusak. Dan kerusakannya karena perilaku masyarakat yang membuka ruangan saat AC menyala.
"Tim pemeliharaan sarana kami tidak pernah berhenti dalam memperbaiki AC. Intinya kami ingin masyarakat nyaman,” pungkas Ramiadji mengakhiri wawancara.