Senin, 05 April 2021 04:00 UTC
Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta kubu Moeldoko minta maaf kepada rakyat dan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
Herzaky punya alasan mengapa kubu Moeldoko harus meminta maaf. "Pertama, sudah membuat bising ruang publik dengan narasi-narasi bohong dan fitnahnya," ujar Herzaky dalam siaran persnya, Senin 5 April 2021.
Kedua, kata dia, kubu Moeldoko juga hanya membuat para pejabat negara, pelayan masyarakat, di kemenkumham menghabiskan energi dan waktunya.
Baca Juga: Syukuran KLB Deli Serdang Ditolak, Demokrat Jatim Langsung Gas Bekerja untuk Rakyat
Sejauh ini, menurut dia, yang dilakukan kubu Moeldoko tidak ada nilai positifnya. "Justru gerombolan Moeldoko selama dua bulan ini mempertontonkan perilaku yang tidak menaati hukum dan mengabaikan etika, moral, serta kepatutan,” tegasnya.
Menurutnya, KLB Deli Serdang tidak sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku maupun aturan internal Partai Demokrat yang berlaku.
Herzaky melihat harusnya KSP Moeldoko fokus pada tugasnya membantu presiden. Tidak justru sibuk dengan permasalahan di luar itu.
Baca Juga: Pemerintah Tolak Demokrat Pimpinan Moeldoko, Ini Respons Demokrat Jatim
Ia juga menyesalkan kubu Moledoko yang seolah membenturkan Partai Demokrat dengan presiden. Dengan membawa nama presiden. “Padahal, Presiden Joko Widodo hubungannya sangat baik dengan Partai Demokrat,” tegasnya.
Pihaknya menyebut, selama ini DPP Partai Demokrat yang sah tidak pernah menuding keterlibatan presiden dalam kisruh partai, yang adanya saha mencatut nama presiden.
Ia mempersilahkan untuk mengecek dari jejak digital yang ada. "Jadi, gerombolan Moeldokolah pelaku KLB Ilegal Sibolangit yang harus minta maaf ke rakyat dan Presiden Joko Widodo. Bukan malah kami yang diminta untuk minta maaf ke Presiden,” pungkasnya.
