Logo

Disnak Jatim Kesulitan Kontrol Daging Impor Melalui Jalan Tol

Reporter:,Editor:

Minggu, 27 January 2019 11:55 UTC

Disnak Jatim Kesulitan Kontrol Daging Impor Melalui Jalan Tol

Peti kemas berpendingin rawan mengangkut daging impor dan sulit pengawasannya di sejumlah kota. Foto: Dok.

JATIMNET.COM, Surabaya – Dinas Perternakan Jawa Timur mengaku kesulitan mengontrol daging impor dan lalu lintas di Jatim. Sekretaris Dinas Perternakan Jatim Budi Sarwoto tak menampik bahwa ada temuan daging impor di beberapa kota.

“Saat tim melakukan sidak ditemukan daging impor di beberapa daerah. Seperti di Jombang, Tulungagung dan beberapa kota lainnya. Tapi yang jelas kami tidak merekom,” ujar Budi saat dikonfirmasi Minggu 27 Januari 2019.

Namun, ia tidak menyebut secara resmi tonase daging impor yang ditemukan Dinas Perternakan Jatim. Pastinya seluruh temuan daging itu rembesan dari Jakarta dan tidak terlalu banyak. Karena memang kebijakan impor daging beku hanya dikeluarkan Jakarta.

Merembesnya daging beku impor ke Jawa Timur dikarenakan banyaknya akses masuk. Mulai jalan tikus desa hingga Tol Trans Jawa. Budi menyebutkan bahwa selesainya tol yang menghubungkan antar provinsi sedikit menyulitkan pihaknya dalam melakukan pengawasan.

BACA JUGA: Disnak Jatim Tegaskan Masih Tutup Kran Impor Daging

Kendaraan atau truk bisa langsung masuk Jawa Timur tanpa melalui pos pengecekan provinsi di perbatasan. “Mereka pengepul bisa masuk dari Jakarta turun ke Grati, Pasuruan tanpa melewati check point (pemeriksaan) milik Disnak Jatim," ungkapnya.

Karena itu Disnak Jatim telah menyurati semua daerah untuk lebih mengawasi masalah daging impor yang masuk ke pasar tradisional. Sementara ini jika ditemukan dipastikan ilegal.

“Karena kita tidak mengeluarkan rekomendasi impor daging itu. Kecuali untuk pasar tertentu, seperti hotel restoran dan katering,” tuturnya.

Masih menurut Budi, pihaknya telah bekerja sama dengan satgas pangan untuk melakukan pengawasan terhadap daging beku impor. Tim akan langsung menindak temuan daging beku.

Sebelumnya Paguyuban Pedagang Sapi dan Daging Segar (PPSDS) menemukan peredaran daging impr di sejumlah pasar tradisional di Surabaya. Tak tanggung tanggung, memasuki masa Natal dan Tahun Baru kemarin suplainya mencapai satu peti kemas (kurang lebih 20 ton) per hari. Kondisi ini sudah terjadi cukup lama.