Senin, 10 May 2021 03:00 UTC
SIDAK HARGA DAGING: Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan, melakukan inspeksi mendadak (sidak) daging di Pasar Blambangan Banyuwangi, Senin 10 Mei 2021. Foto : Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi melakukan inspeksi mendadak (sidak) penjual daging di Pasar Blambangan, kabupaten setempat, Senin 10 Mei 2021, dini hari.
Tim mendata dan memeriksa daging yang dijual di sana. Selain tekstur, warna dan aroma, daging juga diperiksa menggunakan PH Meter. Daging hasil sembelih 24 jam terakhir normalnya memiliki PH 5,4 sampai 5,7.
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Nanang Sugiharto mengatakan di lokasi semua daging yang diperiksa dalam kondisi baik. Selanjutnya mereka telah mengambil sampel dan akan diuji di laboratorium lebih lanjut.
"Secara morfologis tidak ada masalah. Sampel yang kita ambil tadi akan kita tes apakah ada bahan campuran atau pengawet," kata Nanang.
Baca Juga: Ramadan, Harga Daging Ayam Naik, Disperindag Jatim Cari Penyebabnya
Penjual di Pasar Blambangan mulai melayani pembeli pukul 1.00 WIB dini hari hingga nanti malamnya. Selain daging sapi, kambing, dan ayam, terdapat juga penjual sambako, sayur dan ikan laut.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Banyuwangi, Arief Setiawan, mengatakan daging sapi yang keluar dari rumah pemotongan hewan (RPH) memiliki cap Asuh (aman, sehat, utuh dan halal). Kini pihaknya ingin memeriksa kondisi daging tersebut setelah masuk pasar yang menjadi sentra distribusi daging sapi di Banyuwangi tersebut.
"Kadang daging dimasukkan pasar ini tidak dengan semestinya. Tidak sesuai dengan standar operasional kami, itu akan kami kerjasamakan dengan pengelola pasar," kata Arief.
RPH di Banyuwangi kini menyembelih 30 ekor sapi per hari dari biasanya 10 ekor. Peningkatan seperti itu terjadi di 8 RPH di Banyuwangi masa jelang Lebaran 1442 Hijriah.
Baca Juga: Harga dan Stok Daging Sapi di Jatim Stabil
Semakin banyak permintaan masyarakat terkadang dimanfaatkan pihak lain melawan aturan untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Sehingga pengecekan kualitas daging di pasar dibutuhkan untuk menjamin kualitas daging yang dijual.
"Contohnya memanfaatkan daging-daging liar atau yang tidak semestinya masuk ke pasar. Kami berharap masyarakat bisa memahami hal tersebut," kata Arief lagi.
Dalam laman resmi Direktorat Kesehatan Masyarakat Veteriner, Dirjen Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian, menjelaskan cara memilih daging sapi yang baik dan layak konsumsi.
Pertama dari warna, daging yang masih segar akan nampak merah, tidak pucat, tidak kotor. Warna merah daging bisa berbeda karena genetik, misalnya sapi potong lebih gelap daripada sapi perah, dan daging sapi muda lebih pucat.
Kemudian daging segar memiliki tekstur kenyal, dimana bila ditekan sedikit akan kembali ke bentuk semula. Daging yang busuk akan terasa lembek ketika ditekan.
Selanjutnya daging bisa dicek aroma, kandungan air, keempukan, kandungan lemak, dan sertifikat yang disertakan. Hindari aroma daging seperti mentega tengik atau obat-obatan, dan daging dengan kekenyalan rendah, karena tidak baik dikonsumsi.