
Reporter
ZulafifSabtu, 27 April 2019 - 17:35
Editor
Hari Istiawan
GERUDUK MAPOLSEK. Seratusan warga Desa Tambak Ukir, Kecamatan Kotaanyar, Probolinggo, mendatangi Mapolsek setempat guna menuntut dibebaskannya salah satu warga bernama Sahriman yang dikenal sebagai guru ngaji, Sabtu 27 April 2019 malam. Foto: Zulkifl
JATIMNET.COM, Probolinggo – Markas Kepolisian Sektor Kotaanyar, Probolinggo, digeruduk seratusan warga Desa Tambak Ukir, Sabtu 27 April 2019 malam.
Warga yang datang sembari berteriak di depan Mapolsek Kotaanyar ini menuntut agar polisi membebaskan salah seorang warga bernama Sahriman, seorang guru ngaji yang diduga ditangkap polisi.
Dari informasi dihimpun Jatimnet.com, Sahriman ditangkap petugas atas tudingan bermain judi jangkrik. Namun, dalam penangkapan Sahriman sekitar pukul 15.45 di jalan desa, ada warga yang mengaku melihat proses penangkapan disertai aksi pemukulan.
"Tadi warga ada yang melihat Sahriman dipukuli, sampai akhirnya dibawa. Saya dan warga semuanya ini tak terima, makanya kami ramai-ramai datang ke sini agar Sahriman dilepas," kata salah satu warga yang berada di depan Mapolsek, Sabtu 28 April 2019.
BACA JUGA: Sibro, Anak Peloper Koran yang Raih Kursi di Parlemen
Keterangan yang sama juga dikatakan Saleh yang merupakan kerabat Sahriman. Menurutnya pihak keluarga awalnya dikabari seseorang jika Sahriman mengalami kecelakaan.
Setelah mendapati informasi itu pihak keluarga lantas memastikannya dengan memintai keterangan warga sekitar dan diperoleh informasi kalau Sahriman ditangkap polisi sambil dipukuli.
"Teman saya awalnya diberitahu kecelakaan oleh petugas tapi ada warga yang bilang ditangkap polisi, spontan kami ramai-ramai datangi Mapolsek agar dilepas," terang Saleh.
BACA JUGA: Heboh di Medsos, Ini Sosok Menang Prabowo Asal Probolinggo
Kapolsek Kotaanyar AKP Noer Choiri mengklarifikasi kalau Sahriman terlibat kecelakaan bukan dipukuli. Sahriman kata Kapolsek, secara tak sengaja tertabrak mobil patroli petugas yang tengah mengamankan sejumlah motor milik penjudi.
Oleh petugas, Sahriman lantas dievakuasi ke rumah sakit setempat guna mendapat pertolongan medis. Kapolsek menjelaskan kalau sebelumnya petugas kepolisian tengah membubarkan aksi judi Jangkrik di perkampungan setempat.
"Jadi yang benar bukan karena dipukul, tapi karena jatuh usai kecelakaan. Itu juga sesuai pengakuan korban," jelas Noer.
Untuk mengantisipasi situasi semakin buruk, puluhan personel polisi anti huru hara Polres Probolinggo langsung diterjunkan ke Mapolsek Kotaanyar.