Senin, 21 June 2021 23:00 UTC
UMKM: Berbagai produk UMKM milik Dwi Astuti, berusia 48 tahun, warga Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, Senin 21 Juni 2021. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo - Kerja keras seorang ibu di Kota Probolinggo ini, dalam mencari penghasilan di tengah terpaan Pandemi Covid-19, patutlah diacungi jempol. Pasalnya, bermodalkan semangat untuk berkreasi, saat ini ia mampu meraup penghasilan hingga jutaan rupiah per bulannya.
Ia adalah Dwi Astuti, berusia 48 tahun, warga Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo. Sejak tahun 2015 lalu, Astuti kerja keras membuat sejumlah produk UMKM.
Ditemui di rumahnya, Astuti menyebut, sejumlah produk UMKM olahannya meliputi; jamu, sambal, kopi, serta berbagai olahan sirup. Menurutnya, di masa Pandemi Covid-19 saat ini, olahan produknya yang banyak diminati masyarakat yakni olahan jamu, seperti kunyit asam, jahe merah, kunci sirih, beras kencur, dan temulawak.
Baca Juga: Bangkitkan Ekonomi Kota, Pelaku UMKM Gelar Pameran dengan Transaksi Cashless
"Awalnya hanya jahe instan, karena banyak yang cocok, kemudian saya kembangkan ke berbagai olahan jamu lainnya sampai sekarang," ujarnya, Senin 21 Juni 2021.
Astuti mengatakan, meski produk-produk jamunya dijual murah dikisaran Rp 12 hingga Rp 17 ribu rupiah, untuk kemasan botol 100 gramnya. Namun hasil yang diperoleh, diakuinya cukup menjanjikan.

UMKM: Dwi Astuti, warga Kelurahan/Kecamatan Kanigaran, Kota Probolinggo, menunjukkan produk UMKM-nya, Senin 21 Juni 2021. Foto: Zulkiflie
"Alhamdulillah banyak peminatnya, padahal di awal dulu omsetnya hanya Rp 200 ribu, namun sekarang sudah satu jutaan perbulannya," Astuti menuturkan.
Baca Juga: Geliat UMKM di Masa Pandemi (4): Pentingnya Legalitas dan Kolaborasi antar UMKM
Astuti sedikit bercerita, jika usahanya itu diawali sewaktu dirinya mengikuti berbagai pelatihan di Balai Latihan Kerja (BLK) Kota Probolinggo. "Dulu awalnya ikut pelatihan, dari situlah saya kembangkan menjadi produk. Nah, dari situlah lama-lama banyak permintaan,"jelasnya.
Meski produknya telah dikemas sedemikian rupa, namun Astuti menyampaikan, produknya paling banyak terjual secara online. "Sejauh ini cukup stabil, hanya saja butuh fasilitas pemasaran aja. Saya masih mengandalkan sosial media untuk promosi, Alhamdulillah sudah ada yang beli dari luar kota, seperti Bojonegoro dan Pasuruan," ia memungkasi.
Sekadar informasi, selain jamu, produk UMKM buatan Astuti ada pula yang berupa olahan sambal ikan tongkol, ikan teri, ikan klotok, ikan layur, hingga ikan lempok tawar. Lalu juga kopi racikan hingga sirup seperti pokak dan olahan buah lainnya. Begitu juga, dengan berbagai olahan keripik.