Jumat, 07 November 2025 00:32 UTC
Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari saat memaparkan dua inovasi unggulan. Foto: Kominfo
JATIMNET.COM, Mojokerto – Wali Kota Mojokerto Ika Puspitasari memaparkan dua inovasi unggulan daerah di hadapan tim juri Innovative Government Award (IGA) 2025 Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) di Jakarta, Kamis, 6 November 2022.
Dua inovasi unggulan itu adalah GAMAN MAJAPAHIT dan KENCANA MOJO. Dengan langkah tersebut, Ning Ita, sapaan akrab Ika Puspitasari menyebut daerah yang dipimpinnya sebagai kota kecil dengan segudang inovasi.
Bahkan, ia menegaskan bahwa inovasi merupakan wujud nyata dari komitmen Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto untuk menjawab berbagai tantangan daerah.
“Kota Mojokerto memang kecil, tapi semangat inovasinya besar. Dengan keterbatasan sumber daya alam, kami justru terpacu menciptakan solusi inovatif untuk meningkatkan pelayanan publik,” tutur Ning Ita.
Ia lantas menjelaskan GAMAN MAJAPAHIT (Dalam Genggaman, Masalah Pajak Daerah Pasti Tuntas) sebagai salah satu inovasi yang menjadi bukti nyata reformasi digital di Kota Mojokerto.
Aplikasi ini merupakan pengembangan dari inovasi sebelumnya, Bajak Sambal Terasi, yang memungkinkan warga membayar pajak menggunakan sampah melalui website.
Kini, versi mobile-nya hadir dengan fitur geo tagging untuk pemetaan dan pendataan objek pajak.
“Kami ingin pajak daerah bisa dikelola secara efisien dan transparan, sekaligus meningkatkan partisipasi masyarakat. Inovasi ini juga sudah direplikasi di 19 daerah lain, termasuk Gresik, Bangkalan, Jombang, dan Tuban,” jelas Ning Ita.
Inovasi kedua, KENCANA MOJO (Kegiatan Cegah Penyakit Tidak Menular Non Stop Kota Mojokerto), lahir dari keprihatinan meningkatnya penyakit tidak menular.
Sebelumnya, layanan kesehatan hanya tersedia di puskesmas pada jam kerja. Kini, dengan Kencana Mojo, layanan dilakukan 24 jam, bahkan door to door oleh tim Prameswari dan PSC 119.
Program ini tak hanya menyentuh masyarakat umum, tapi juga pegawai dan komunitas lewat kegiatan Posbindu.
“Kami ingin masyarakat bisa melakukan deteksi dini penyakit tidak menular kapan pun dan di mana pun. Karena kesehatan tidak boleh menunggu jam kerja,” tegas Ning Ita.
Kencana Mojo telah direplikasi di 10 daerah lain, seperti Kota Batu, Kediri, Probolinggo, dan Kabupaten Sidoarjo.
Di balik dua inovasi tersebut, Pemkot Mojokerto memiliki fondasi kuat dalam kebijakan inovasi. Hingga kini, tercatat 245 inovasi daerah telah dikembangkan dan terdaftar dalam IGA 2025.
Pemkot juga memberikan support anggaran hingga Rp3,7 miliar melalui Bapperida serta dukungan anggaran pada tiap organisasi perangkat daerah (OPD).
Lebih lanjut, Pemkot Mojokerto juga menerbitkan berbagai regulasi pendukung, antara lain Perda Nomor 8 Tahun 2024 tentang Inovasi Daerah, Perwali Nomor 110 Tahun 2022 dan Perwali Nomor 18 Tahun 2025, Perwali Nomor 10 Tahun 2024 dan Perwali Nomor 23 Tahun 2022 tentang penghargaan bagi inovator daerah.
Kolaborasi pentahelix menjadi kunci keberhasilan inovasi. Dalam hal ini melibatkan pemerintah, akademisi, media, dunia usaha, dan masyarakat (bank sampah, kader, organisasi wanita).
“Kami membuka ruang kolaborasi selebar-lebarnya. Inovasi tak lahir dari satu pihak saja, tapi dari kerja sama lintas sektor,” kata Ning Ita.
Tak hanya dua inovasi itu, Pemkot Mojokerto juga aktif melakukan riset bersama BRIN dan perguruan tinggi, serta menggelar program ‘Mojo Indah’ (Mojokerto Inovasi Daerah).
Langkah ini sebagai ajang apresiasi bagi para inovator lokal. Dengan keberhasilan replikasi di berbagai daerah, Kota Mojokerto kini menjadi model kota kecil yang inovatif.
“Kami ingin menunjukkan bahwa daerah kecil pun bisa memberi inspirasi besar bagi Indonesia,” tutup Ning Ita.
Sebagai informasi, Kota Mojokerto telah berhasil mempertahankan predikat Kota Terinovatif sebanyak tiga kali berturut-turut sejak 2022 dalam ajang IGA yang digelar Kemendagri.
