Logo

Di Balik Kisah Tragis PMI Situbondo, Niat Berangkat Kerja Pulang Pakai Kursi Roda

Reporter:,Editor:

Selasa, 08 June 2021 23:40 UTC

Di Balik Kisah Tragis PMI Situbondo, Niat Berangkat Kerja Pulang Pakai Kursi Roda

KURSI RODA: Petugas mengangkat kursi Roda Muhammad Riki dan membawanya ke ruang karantina di wisma GOR Baluran Situbondo, Selasa 8 Juni 2021. Foto: Hozaini

JATIMNET.COM, Situbondo - Sebuah minibus milik Pemkab Situbondo tiba di halaman wisma GOR Baluran, di Jalan PB Sudirman. Mobil plat merah itu ternyata baru datang menjemput tiga orang Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Situbondo dari tempat karantina di Surabaya. Mereka semua merupakan pekerja migran yang baru pulang dari Malaysia.

Satu dari ketiga pekerja migran itu adalah Muhammad Riki. Pria berusia 27 tahun dibopong turun dari atas mobil karena kedua kakinya patah. Terlihat sambil menahan rasa sakit, Riki dipapah ke atas kursi roda kemudian dibawa masuk ke ruang karantina.

 “Tolong ini dicek dulu kesehatannya agar bisa langsung beristirahat,” kata anggota Satpol PP yang ikut mendorong kursi roda membawanya masuk ke ruangan karantina.

Riki sudah delapan tahun bekerja di Malaysia. Nahas, dua bulan lalu ia terpeleset dan jatuh dari atas lantai lima saat bekerja bangunan di kawasan Kuala Lumpur Malaysia. Riki mengalami patah tulang pada kedua kakinya dan beberapa bagian tubuhnya yang lain.

Baca Juga: Tiga Pekerja Migran asal Situbondo Positif Covid-19 Jalani Isolasi

“Saya jatuh dari lantai lima saat mengerjakan atap rumah. Saya sempat koma selama enam hari di rumah sakit,” kata pria asal Desa Wringinanom, Kecamatan Panarukan, Situbondo, Selasa, 8 Juni 2021.

Selama menjalani perawatan di rumah sakit Malaysia, Riki yang tak memiliki dokumen resmi harus membayar sendiri seluruh biaya pengobatan di rumah sakit. Sebagian pembiayaan di didapat dari sumbangan pekerja lainnya asal Indonesia.

“Biaya pengobatan saya habis Rp. 50 jutaan. Itu juga sumbangan dari kawan-kawan dan sebagian lagi uang hasil bekerja,” kenangnya sambil berkaca-kaca.

Baca Juga: Satgas Covid-19 Situbondo Siapkan Tes Antigen di Empat Pelabuhan Rute Madura

Riki tidak pulang sendirian ke Situbondo, melainkan ditemani seorang gadis asal Medan, Lisa, namanya. Gadis 25 tahun itu ternyata istri Riki yang dinikahinya tiga tahun yang lalu di Malaysia.

“Untung saya ada dia yang merawat selama di Malaysia. Dia juga yang mendorong kursi roda saya selama perjalan pulang dari Malaysia,” katanya sambil melirik sang istri yang duduk di sebelahnya.

Riki mengaku beruntung masih bisa hidup meski sudah terjatuh dari lantai lima di Malaysia. Selama berada di kampung halaman ia ingin berobat agar cepat sembuh. Dirinya juga belum berfikir untuk kembali  bekerja ke luar negeri.

“Saya ingin bersama keluarga dulu sambil mengobati penyakit ini. Saya berangkat bekerja ke Malaysia cukup lama sejak lulus SMA. Sempat bekerja di Batam sebelum ke Malaysia,” ujarnya.