Logo

Deteksi Penyakit Kaki Gajah, Dinkes Kabupaten Probolinggo Gelar Pemeriksaan di Tiga Desa

Reporter:,Editor:

Jumat, 18 October 2024 08:01 UTC

Deteksi Penyakit Kaki Gajah, Dinkes Kabupaten Probolinggo Gelar Pemeriksaan di Tiga Desa

PEMERIKSAAN. Dinkes Kab. Probolinggo melakukan deteksi dini Penyebaran penyakit kaki gajah (filariasis) di tiga desa pada 14, 17, dan 18 Oktober 2024. Foto: Dinas Kominfo Kab. Probolinggo

JATIMNET.COM, Probolinggo – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo mengadakan kegiatan deteksi dini filariasis atau penyakit kaki gajah untuk mencegah penyebaran penyakit yang diakibatkan cacing mikrofilaria itu.

Deteksi dini menyasar tiga desa di Kabupaten Probolinggo, yakni Desa Asembakor, Kecamatan Kraksaan, pada Senin, 14 Oktober 2024, serta Desa Andungbiru dan Desa Purut di Kecamatan Tiris dan Lumbang, pada Kamis dan Jumat, 17-18 Oktober 2024.

Pengelola Program Zoonosis dan Kecacingan, Sulistiani Trisnoharini, menjelaskan pengambilan sampel darah dilakukan malam hari mulai pukul 23.00 hingga 03.00 dini hari.

BACA: Dinkes Kabupaten Probolinggo Evaluasi Pengelolaan Obat HIV dan TBC di Puskesmas

"Cacing mikrofilaria hanya muncul di aliran darah pada jam-jam tersebut. Di luar waktu itu, cacing akan berada di organ seperti hati dan ginjal sehingga sulit terdeteksi," ujarnya.

Setiap lokasi melibatkan 40 peserta yang dipilih dari warga sekitar berdasarkan jarak jangkauan nyamuk, yakni hingga 100 meter dari penderita.

"Ini kami lakukan agar dapat mencegah penularan lebih lanjut melalui nyamuk yang menjadi vektor filariasis," kaya Yeni, panggilan akrab Sulistiani.

BACA: Mahasiswa di Probolinggo Ikuti ToT Penanggulangan AIDS, Diharapkan Sebar Informasi ke Masyarakat

Kegiatan ini melibatkan tim kesehatan bersama aparat kecamatan setempat. Antusiasme masyarakat cukup tinggi, meski banyak yang hadir tanpa gejala.

"Kami bersyukur masyarakat menyambut positif upaya ini karena filariasis atau kaki gajah bisa menyebabkan pembengkakan pada anggota tubuh yang mengganggu aktivitas harian," katanya.

Yeni menekankan bahwa meski filariasis bukan penyakit mematikan, dampaknya bisa menyebabkan kecacatan seumur hidup.

"Penting bagi masyarakat untuk memahami bahwa penyakit ini bisa dicegah. Kami berharap, dengan deteksi dini ini, kasus baru dapat ditekan dan kualitas kesehatan masyarakat semakin meningkat," katanya.