Senin, 17 November 2025 07:00 UTC

Suasana edukasi pencegahan penyebaran paham radikalisme tingkat keluarga yang menghadirkan Satuan Tugas Densus 88 Antiteror di Kota Probolinggo, Senin, 17 November 2025. Foto: Zulafif.
JATIMNET.COM, Probolinggo – Satuan Tugas Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror kembali memperkuat upaya pencegahan paham radikalisme hingga tingkat keluarga di Kota Probolinggo.
Kali ini, sasarannya adalah puluhan anggota Dharma Wanita Persatuan (DWP) daerah tersebut. Mereka mengikuti pembekalan dari Satgas Densus 88 Antiteror, Senin, 17 November 2025.
Pembekalan ini membuktikan bahwa ibu rumah tangga turut menjadi garda terdepan dalam menjaga ketahanan ideologi bangsa.
Kegiatan yang dirangkai dalam Fasilitasi Pendidikan Politik dan Sosialisasi Pencegahan Radikalisme oleh Bakesbangpol Kota Probolinggo itu diikuti 75 anggota DWP aktif.
Fokus dari kegiatan itu adalah membangun pemahaman secara utuh terkait ancaman radikalisme yang semakin mudah menjangkau masyarakat melalui arus informasi digital.
BACA: Unej Melakukan Pemetaan Terhadap Paham Radikalisme di Kampus Tegalboto
Sekretaris Bakesbangpol Kota Probolinggo Andre Nirwana Kusuma mengatakan bahwa kegiatan tersebut bukan hanya sosialisasi, tetapi juga bagian dari penguatan wawasan kebangsaan yang bersandar pada Pancasila dan UUD 1945.
“Pengetahuan yang tepat adalah fondasi agar masyarakat mampu berperan aktif menjaga kehidupan bernegara,” tegasnya.
Wakil Wali Kota Probolinggo Ina Dwi Lestari turut memberikan penekanan mengenai pentingnya keterlibatan perempuan dalam melawan infiltrasi ideologi ekstrem. Baginya, posisi ibu di tengah keluarga tidak dapat disubstitusi.
“Dari ibu lahir generasi yang berprestasi. Tapi dengan cepatnya teknologi saat ini, intervensi langsung tidak lagi mudah,” ungkapnya.
Ina menyoroti derasnya informasi di media sosial yang membuat ruang privat keluarga semakin rentan disusupi pemahaman radikal.
Ia mengingatkan bahwa radikalisme bukan sekadar istilah, tetapi ancaman nyata yang dapat mengganggu stabilitas pembangunan, keamanan, dan kehidupan sosial.
“Keluarga adalah benteng paling dini. Jangan sampai kita membiarkan celah bagi masuknya paham radikal,” pesannya.
BACA: Cegah Radikalisme, Wali Kota Surabaya Ingin Organisasi Pemuda Lintas Agama Dibentuk
Ina juga menegaskan bahwa etika politik harus terus ditanamkan sebagai bekal berdemokrasi. Tanpa itu, bangsa bisa kehilangan arah dan mudah terpecah.
Materi utama disampaikan oleh Kompol Dani Teguh Wibowo, Kasatgas Densus 88 Wilayah Jawa Timur. Di hadapan peserta, ia menguraikan bagaimana perkembangan penyebaran paham terorisme.
Ketua TP PKK Kota Probolinggo, dr. Evariani, turut memberikan materi mengenai strategi pencegahan radikalisme berbasis keluarga mulai dari pola komunikasi, penguatan nilai kebangsaan, hingga literasi digital.
Kegiatan ini diharapkan tidak berhenti sebagai edukasi, tetapi menjadi gerakan berkelanjutan. Para ibu yang hadir didorong untuk menjadi agen pencegahan, sekaligus penyebar informasi yang benar di lingkungan masing-masing.
