Kamis, 08 October 2020 10:40 UTC
RICUH. Kericuhan sempat terjadi antara massa mahasiswa dan aparat kepolisian dalam aksi demo menolak UU Cipta Kerja di depan gedung DPRD dan Pemkot Mojokerto, Kamis, 8 Oktober 2020. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Aksi gabungan mahasiswa dari berbagai organisasi menolak UU Cipta Kerja juga terjadi di Kota dan Kabupaten Mojokerto. Bahkan sempat terjadi kericuhan dan massa mengancam akan tetap bertahan dan memblokade Jalan Gajah Mada di depan gedung DPRD dan Pemkot Mojokerto hingga Kamis malam, 8 Oktober 2020.
Ratusan mahasiswa itu berasal dari Pergerakan Mahsiswa Islam Indonesia (PMII), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), dan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Mahasiswa pertama kali melakukan unjuk rasa di depan gedung DPRD Kabupaten Mojokerto sejak pukul 13.00 WIB.
Usai melakukan orasi dan penandatanganan kesepakatan dengan Ketua DPRD Kabupaten Mojokerto Ainy Zuhro di tengah jalan seberang Alun-Alun Mojokerto, massa bergerak menuju DPRD Kota Mojokerto yang berada satu kompleks dengan kantor Pemkot Mojokerto di Jalan Gajah Mada, Kota Mojokerto.
BACA JUGA: Ricuh, Massa Aksi di Depan Grahadi Surabaya Lempar Batu, Aparat Tembakan Gas Air Mata
Sama halnya dengan aksi di depan DPRD Kabupaten Mojokerto, mereka menuntut DPRD Kota Mojokerto menemui mereka dan menandatangani kesepakatan untuk menolak UU Cipta Kerja.
Saat negosiasi antara mahasiswa dan aparat kepolisian terjadi kericuhan. "Kericuhan pertama tadi saya tidak tahu, yang kedua tadi ada teman-teman dari mahasiswa ingin berorasi. Kemudian ada polisi yang datang dan langsung mendorong, menendang sahabat-sahabat PMII," ujar salah satu pengurus PC PMII Mojokerto Ulul Absor yang melihat langsung peristiwa tersebut.
Namun kericuhan bisa diredam. “Sempat chaos, tapi bisa dikendalikan sahabat-sahabat PMII. Tidak ada mahasiswa juga yang diamankan," kata Ulul.
Sementara itu, Koordinator Lapangan dari PC PMII Mojokerto Ikwanul Qirom juga membenarkan ihwal kericuhan tersebut. Menurutnya, selain ada oknum aparat kepolisian yang memicu kemarahan massa, massa di luar mahasiswa juga ada yang terpancing sehingga menambah kericuhan.
BACA JUGA: Massa Aksi Demo di Depan Gedung Negara Grahadi Surabaya Bakar Properti
Kericuhan tadi bukan dari organisasi mahasiswa. Jadi, ketika kita mundur berdiskusi bersama beberapa ketua untuk bagaimana kita bisa masuk ke dalam gedung DPRD Kota, tapi dari kalangan masyarakat tadi yang belum tahu tentang settingan, kita jadinya chaos (bentrok)," kata Ikwanul.
Massa sampai sore masih bertahan dan memblokade Jalan Gajah Mada depan gedung DPRD dan Pemkot Mojokerto. "Kami akan tetap bertahan di sini sampai Dewan yang keluar menemui kami. Kalau sampai pukul 18.00 WIB tidak keluar, akan tarik barisan. Tapi besok kami akan lalukan demonstrasi lagi," katanya.
