Logo

Demi Penghasilan, Ini Pengakuan Slamet Nekat di Penambang Pasir di Lereng Gunung Semeru

Reporter:,Editor:

Rabu, 08 December 2021 07:00 UTC

Demi Penghasilan, Ini Pengakuan Slamet Nekat di Penambang Pasir di Lereng Gunung Semeru

PENAMBANG: Slamet penambanh pasir di lereng Gunung Semeru, Rabu 8 Desember 2021. Foto : Zulkiflie.

JATIMNET.COM, Probolinggo - Erupsi Gunung Semeru dengan mengeluarkan awan panas guguran (APG) yang meluluhlantakkan tiga dusun di dua desa dan dua kecamatan wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur menyisakan kisah tersendiri bagi korban terdampak erupsi.

Seperti dialami Slamet (40) warga Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo. Slamet yang kesehariannya merupakan penambang pasir di Curah Kobokan, mengaku bisa lolos dari maut, lantaran sewaktu kejadian tengah libur kerja. 

Kepada Jatimnet.com, Slamet mengatakan, pekerjaan sebagai penambang pasir terpaksa dilakoninya, karena tergiur penghasilan yang diperolehnya. Menurutnya, setiap menambang pasir dirinya bisa memperoleh penghasilan antara Rp 80 ribu sampai Rp 90 ribu perharinya.

Berbeda dengan bertani, dimana hanya bisa memperoleh penghasilan musiman. "Itu pasti penghasilannya pak, beda dengan bertani. Dapat penghasilannya bulanan, bahkan tahunan,"ungkap Slamet, Rabu 8 Desember 2021.

Baca Juga: Ini Catatan BPBD Jatim Soal Erupsi Gunung Semeru

Slamet mengatakan, sebelum erupsi terjadi dirinya merasa biasa atau tak takut dengan aktivitas vulkanologi Gunung Semeru. Namun setelah erupsi menerjang tempat tinggalnya, ia pun enggan bekerja kembali sebagai penambang pasir.

"Takut sudah sekarang pak, karena saya tau sendiri kalo banjir lahar dingin terjadi itu seperti apa. Hitungannya bukan menit lagi datangnya, tapi perdetik," ia menerangkan.

Sekadar informasi, Slamet bersama dua anak dan istrinya, kini tengah telah mengungsi di pos pengungsian yang berada di balai Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro. Itu karena, rumah yang ditinggalinya di Dusun Curah Kobokan, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo telah luluh lantak usai diterjang aliran lahar erupsi Gunung Semeru.

Baca Juga: Gunung Semeru Meletus, Ini Langkah Khofifah

"Sementara disini dulu pak, karena sudah tidak punya tempat tinggal lagi. Kalo kebutuhan makan, minum termasuk pengobatan, alhamdulillah sudah tercukupi," Slamet memungkasi.

Sekadar informasi, erupsi Gunung Semeru terjadi sekitar pukul 15.00 WIB, Sabtu 4 Desember 2021. Erupsi Gunung Semeru tersebut menimbulkan guguran awan panas yang banyak mengarah ke sejumlah titik yakni Besuk Kobokan, desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Desa Sumurwuluh, Kecamatan Candipuro.

Atas insiden tersebut banyak warga yang tertimbun longsoran tanah, maupun terkena lahar awan panas. Sejumlah rumah warga rusak parah, termasuk fasilitas umum.