Minggu, 31 January 2021 02:00 UTC
TIDAK MELAUT: Perahu nelayan ditambatkan di tepi pantai dan tidak melaut, karena cuaca ekstrem, Minggu 31 Januari 2021. Foto: Hozaini
JATIMNET.COM, Situbondo - Hampir sepekan terakhir ini nelayan di Situbondo tidak melaut, menyusul adanya cuaca ekstrem. Para nelayan tak bisa berbuat banyak, selain menunggu cuaca kembali normal untuk bisa melaut. Sebagian besar masyarakat pesisir melaut merupakan satu-satunya cara mencari nafkah.
Semua perahu ditambatkan di tepi pantai karena khawatir diterjang gelombang pasang. Sebagian nelayan memilih memperbaiki perahu dan jaring ikan maupun memilih tinggal bersama keluarga di rumah.
“Kalau cuaca buruk seperti ini kami memilih istirahat di rumah. Saya gak punya pekerjaan lain selain melaut,” kata Sujib, seorang nelayan asal pesisir Kecamatan Besuki, Situbondo, Minggu, 31 Januari 2021.
Menurut Sujib, cuaca buruk di tengah pandemi Corona membuat masyarakat nelayan kian terpuruk. Bagi nelayan yang tak punya uang tabungan, biasanya menggadaikan barang –barangnya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ada pula nelayan memilih bekerja di tempat lain seperti jadi kuli bangunan.
Baca Juga: Diterjang Gelombang Pasang, BPB Linmas dan DKPP Bantu Perbaiki Perahu Nelayan yang Rusak
“Kalau seperti saya cuma nelayan biasa yang ikut perahu orang lain. Penghasilan saya pas –pasan dan hanya cukup di makan sehari-hari,” ujar Enip, nelayan yang lain
Sementara, Koordinator Pusdalops BPBD Situbondo, Puriyono, mengatakan, cuaca ekstrem terjadi sejak 26 hingga 30 JanuAri 2021 menyebabkan kerusakan sejumlah tangkis laut di pesisir pantai. Kerusakan paling parah terjadi di pesisir Kecamatan Besuki.
Ada sejumlah lokasi tangkis jebol dan memicu terjadinya banjir rob di Dusun Lesanan Lor dan Lesanan Kidul serta Dusun Mandaran, Desa Pesisir, Kecamatan Besuki.
“Kalau sesuai prediksi cuaca BMKG cuaca buruk terjadi sejak 26 hingga 30 Januari 2021. BMKG juga telah mengeluarkan himbauan per 1 Februari 2021 para nelayan tetap waspada ketinggian gelombang lebih dari 2,5 meter di perairan selatan Jawa Timur,” katanya