Diterjang Gelombang Pasang, BPB Linmas dan DKPP Bantu Perbaiki Perahu Nelayan yang Rusak

Restu C Widari

Kamis, 12 November 2020 - 11:00

diterjang-gelombang-pasang-bpb-linmas-dan-dkpp-bantu-perbaiki-perahu-nelayan-yang-rusak

PERAHU: Suasana pesiri pantai Ria Kenjeran Surabaya, pasca diterjang gelombang pasang laut, Kamis 12 November 2020.

JATIMNET.COM, Surabaya - Gelombang air pasang menerjang di pesisir timur, tepatnya pemukiman warga Bulak Cumpat, Kecamatan Bulak Kota Surabaya, Rabu 11 November 2020 malam. Akibatnya, 39 perahu nelayan setempat mengalami kerusakan, peralatan hilang, bahkan empat di antaranya sempat tenggelam.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana (BPB) dan Linmas Kota Surabaya, Irvan Widyanto mengatakan, pihaknya telah mengantisipasi prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menyebut akan terjadinya gelombang air pasang di pesisir timur Surabaya.

"Untuk prediksi BMKG kita sosialisasikan. Selain itu, kita juga ada layar monitor (Weather Information Display) di dekat Taman Suroboyo yang bisa dipantau oleh semua warga kampung nelayan dan juga di beberapa titik yang sudah dipasang," kata Irvan, Kamis 12 November 2020.

BACA JUGA: Pesisir Surabaya Diterpa Banjir Rob dan Angin Kencang

Ia menyebut, upaya mitigasi bencana juga telah dilakukan. Seperti apa yang harus masyarakat pesisir pantai lakukan ketika terjadi gelombang air pasang. "Mungkin evakuasinya seperti apa, kemudian evakuasi perahu seperti apa, kemudian kontak 112 untuk bantuan," ia menerangkan.

Untuk mengantisipasi dampak terjadinya gelombang air pasang, telah ditempatkan 8 pos pantau yang lokasinya tersebar di pesisir pantai Surabaya. Pertama, berada di Rumah Pompa Balung dan Rusun Romokalisari untuk Pos Pantau Pesisir Utara. 

Selanjutnya, berada di Sentra Ikan Bulak (SIB), Eks Rumah Pompa Wonorejo II, SMPN 30 Medokan Semampir, dan Kecamatan Gunung Anyar untuk Pos Pantau Pesisir Timur. Kemudian, berada di Kelurahan Sumberejo dan Kelurahan Karang Pilang untuk Pos Pantau Pesisir Barat.

"Kalau terjadi lagi, SIB kita siapkan khusus untuk pesisir bulak. Jadi nanti kalau memang terjadi lagi gelombang tinggi, sehingga rumah itu sementara tidak bisa ditempati maka evakuasi kita siapkan di SIB," ia memaparkan.

BACA JUGA: Pesisir Jawa Timur Berpotensi Gelombang Tinggi Hingga Tiga Meter

Sebetulnya, Irvan mengaku, dampak terjadinya gelombang air pasang telah lama diantisipasi untuk melindungi warga di pemukiman kampung nelayan. Upaya yang dilakukan itu seperti membangun dinding penahan ombak serta menanam ribuan pohon cemara udang.

"Untuk penguatan bibir pantai, sudah dilakukan sejak awal. Ini untuk menahan abrasi pantai dan juga gelombang dan cemara udang juga diyakini tahan terhadap gelombang," ia menjelaskan.

Irvan menambahkan, semua kapal nelayan yang mengalami kerusakan itu telah memiliki asuransi. Sedangkan bagi nelayan yang kapalnya mengalami kerusakan ringan, petugas BPB dan Linmas bersama Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) membantu memperbaikinya. "Empat perahu juga sempat tenggelam, namun sudah dievakuasi ke bibir pantai," ia memungkasi.

Baca Juga