Senin, 21 January 2019 10:00 UTC
no image available
JATIMNET.COM, Surabaya - Data pesawat ruang angkasa, NASA Cassini menyebutkan cincin Saturnus diperkirakan adalah tambahan baru dari planet tersebut. Cincin terbentuk pada zaman dinosaurus di Bumi, sekitar 10 juta hingga 100 juta tahun lalu.
 
Mengutip Reuters, perkiraan ini berasal dari kalkulasi massa cincin berdasarkan pengukuran gravitasi planet yang dikumpulkan oleh Cassini. Cincin terbentuk di saat Bumi sedang mengalami zaman dinosaurus.
Temuan ini berbeda dengan gagasan yang dipercaya sejumlah astronom sebelumnya. Sebagian merasa usia Saturnus jauh lebih muda dibandingkan temuan ini. Namun ada pula yang beranggapan cincin terbentuk tak lama setelah Saturnus, sekitar 4,5 miliar tahun lalu. Tahun yang sama dimana planet-planet lain terbentuk, termasuk Bumi.
Tetapi mereka tidak memiliki data penting untuk bisa memperkirakan usia cincin secara tepat.
BACA JUGA: Tahun Depan, Jepang Dihujani Meteor Buatan
"Saya suka cincin dan dinamikanya yang memesona, apakah itu muda atau tua," kata profesor teknik kedirgantaraan Universitas Sapienza, Luciano Iess, penulis utama studi yang diterbitkan dalam jurnal Science.
Terdapat empat planet gas yang bercincin di tata surya. Ada Jupiter, Uranus, Neptunus dan Saturnus. Saturnus adalah planet keenam dari matahari dan terbesar kedua di tata surya, setelah Jupiter. Cincinnya terbesar di antara empat planet itu. Diameternya mencapai sekitar 175.000 mil (282.000 km).
Hasil perhitungan ukur massa cincin berawal dari temuan bahwa sejumlah massa cincin tipis terdiri dari 99 persen es dan 1 persen partikel silikat dari puing antarplanet.
Massa cincin Saturnus temuan Cassini ternyata 45 persen lebih rendah dari perkiraan sebelumnya. Data lama ini diambil pesawat ruang angkasa NASA Voyager di tahun 1980an.
Massa yang lebih rendah menunjukkan usia yang lebih muda, kata para peneliti. Mereka menambahkan bahwa bagian cincin yang masih terang akan digelapkan oleh puing-puing dalam periode yang lebih lama.
Para ilmuwan menduga cincin terbentuk ketika komet es besar atau bulan menjelajah terlalu dekat dengan Saturnus. Komet es dan bulan itu kemudian hancur oleh gaya gravitasi atau akibat bulan yang saling bertumbukan di orbit. Setidaknya terdapat 62 bulan yang telah dikenali di Saturnus.
Meskipun seluruh pernyataan tersebut masih diragukan ketepatannya. Usia yang lebih akurat dipercaya bisa didapat dengan meneliti sampel cincin Saturnus. "sampai kita bisa mendapatkan sampel bahan cincin di laboratorium untuk diperiksa, dan menentukan usia melalui peluruhan radioaktif," kata profesor astronomi dan rekan penulis studi astronomi Universitas Cornell, Phil Nicholson.
Data dari orbit terakhir Cassini sebelum kehabisan bahan bakar, memberikan informasi tentang struktur internal Saturnus. Termasuk sebuah inti yang diperkirakan 15 hingga 18 kali dari massa Bumi. Ini juga menunjukkan bahwa lapisan atmosfer Saturnus mulai berputar secara sinkron lebih dalam ke planet ini dibandingkan dengan Jupiter.
