Logo

Cerita Destinasiku Dengan Shell, Motorku, dan Teknologi Dynaflexnya

Reporter:,Editor:

Selasa, 21 June 2022 14:20 UTC

Cerita Destinasiku Dengan Shell, Motorku, dan Teknologi Dynaflexnya

Shell Fuel Scientist Colin Chin (kanan) dan Product Application Specialist Shell Indonesia M. Rachman Hidayat (kiri) saat menjelaskan tentang manfaat dan pengaruh teknologi Dynaflex pada Shell V-Power untuk kendaraan bermotor.

Hai, kenalin aku Restu, salah satu reporter di media online jatimnet.com yang berbasis di Jawa Timur. Sebagai seorang reporter, sudah barang tentu aku dituntut untuk cepat dalam hal apapunbaik saat bertugas mencari berita di lapangan, melakukan wawancara, menulisnya menjadi sebuah berita, hingga mengirimnya ke email kantor untuk segera dapat dipublish di website jatimnet.com.

Nah, pada dasarnya aku memang suka dengan kecepatan dan tantangan, terlebih sama sesuatu hal yang baru. Berbicara tentang kecepatan, aku lebih memilih menggunakan motor di setiap aktivitasku. Mulai dari kerja liputan sampai jalan-jalan, jarak jauh atau dekat, dalam kota atau luar kota, selama itu memungkinkan aku pergi menggunakan motorku, sudah pasti aku lebih milih pakai itu.

Bukan tanpa alasan, karena selain aku tidak perlu repot kalau jalanan kena macet, alasan lain aku milih menggunakan motor karena aku bisa “fast moving” berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, mengingat biasanya kalau aku liputan dalam sehari bisa di 2-3 lokasi yang berbeda. Belum lagi ditambah sama kegiatan lain di luar kerjaan.

Tapi lima bulan belakangan ini atau sejak pertengahan Januari 2022, aku ngerasain motorku mulai berubah, yang mana tarikannya jadi berat. Semuanya bermula setelah aku pulang liputan Erupsi Gunung Semeru di Lumajang, awal pekan Januari 2022, dimana saat itu rute Sidoarjo-Lumajang-Sidoarjo pakai motorku.

Inget banget waktu itu, di bulan yang sama setelah pulang dari Lumajang, aku sempat servis rutin motorku dan berharap semua keluhan tentang tarikannya motorku yang berat bisa hilang. Tapi ternyata berselang sebulan setelah servis atau pada Februari 2022, tarikannya kembali berat.

Belum hilang masalah tarikannya, bulan Maret 2022, keluhan di motorku justru bertambah jadi lebih boros. Saat itu aku berpikir mungkin akibat tarikannya yang berat hingga membuat konsumsi bensin motorku terkuras karena butuh tenaga ekstra untuk berjalan.

Akhirnya di April 2022, aku serviskan kembali motorku dengan keluhan yang sama seperti sebelumnya, ditambah keluhan baru terkait penggunaan bensin yang boros tersebut. Saat itu, motorku sudah waktunya ganti V-Belt dan aku berharap hal itu sekaligus bisa membuat tarikannya ringan sehingga tidak boros. Tapi rupanya sampai awal Juni 2022, penyakit di motorku masih sama.

Hingga sampailah di tanggal 7 Juni 2022, aku diundang liputan oleh Shell dalam diskusi mengenai manfaat dan pengaruh BBM Shell berteknologi Dynaflex bagi kendaraan bermotor. Bertempat di Spazio Hall lt.1, diskusi tersebut menghadirkan Colin Chin selaku Shell Fuel Scientist, M. Rachman Hidayat selaku Product Application Specialist Shell Indonesia, dan Dian Kusumadewi selaku VP Marketing Mobility Shell Indonesia.

Saat itu, Shell Fuel Scientist Colin Chin menyebutkan kandungan zat aditif Dynaflex yang terdapat pada bahan bakar Shell telah terbukti secara ilmiah mampu membersihkan endapan pada mesin kendaraan bermotor. Akibatnya, serapan bahan bakar pun akan lebih optimal dan tidak ada bahan bakar yang tertinggal di mesin, sehingga membuat konsumsi bahan bakar jadi lebih irit.

“Salah satu penyebab borosnya bensin adalah karena bagian kritis mesin kotor akibat penggunaan BBM yang tidak mengandung zat aditif pembersih endapan. Jika bagian kritis mesin terselimuti endapan yang tebal, maka akan menghambat aliran dan proses injeksi bahan bakar ke mesin. Hal ini akan mengakibatkan penurunan performa dan mempengaruhi efisiensi mesin,” kata Mr. Colin dalam diskusi tersebut.

Sementara itu, Product Application Specialist Shell Indonesia M. Rachman Hidayat memberikan solusi atau cara termudah untuk membuat bersih mesin tanpa macam-macam adalah dengan menggunakan Shell V-Power.

Menurutnya, dibanding Shell Power, Shell V-Power dirancang untuk pembersihan endapan yang lebih kuat dan mengandung tiga kali lebih banyak pengurangan gesekan pada mesin, untuk memberi performa dan efisiensi yang lebih tinggi.

“Dengan itu, gas kendaraannya hingga kecepatan tinggi! Maka bisa langsung membersihkan kotoran kerak hampir seperti baru. Kita buktikan hanya dengan 10 ribu kilometer saja, endapan dan kotorannya itu hilang. Itu sudah dibuktikan teman-teman, baik motorcycle maupun mobil. Itu adalah fakta di lapangan,” kata Pak Rachman saat itu.

Nah dari diskusi tersebut, aku jadi tertantang untuk buktikan sendiri manfaat dan pengaruh BBM Shell V-Power berteknologi Dynaflex di motorku yang notabene saat itu memang sedang bermasalah pada tarikannya dan bensin boros.

Beberapa hari berselang setelah diskusi dengan Shell, di perjalanan mau berangkat liputan, indikator bensin di motorku mulai berkedip dan harus segera diisi. Karena sebelumnya memang sudah berniat mau coba teknologi Dynaflex, jadi tanpa ragu aku mutusin untuk isi full bensin motorku dengan Shell V-Power di SPBU Shell - Pemuda Central – 1.

Setelah indikator bensinku penuh, pas awalnya aku pakai tarikan motorku masih sama berat seperti sebelumnya. Bahkan aku sempat ragu tarikan motorku yang berat bisa sembuh. Tapi setelah seharian itu aku pakai motorku untuk pindah-pindah lokasi liputan, mulailah tarikannya yang berat perlahan berkurang jadi sedikit lebih ringan.

Sampai akhirnya di hari kedua setelah isi full bensin Shell V-Power, tarikan motorku bener-bener enteng, tapi aku masih ragu. Karena masih penasaran dan masih ingin buktikan tarikan motorku bener-bener sudah ringan, aku pakai motorku untuk luar kota rute Sidoarjo-Pasuruan-Sidoarjo di hari kedua itu, dengan kecepatan antara 70-90 km/jam.

Luar biasanya, selama di perjalanan, ternyata aku ngerasain banget tarikan motorku bener-bener enteng. Bener-bener ringan meski itu di kemacetan maupun perjalanan jauh. Bahagianya lagi, bensin motorku jadi irit meskipun aku pakai luar kota.

Bahkan, sampai lima hari pemakaian motorku, indikator bensinnya masih ada. Padahal sebelumnya, lima hari pemakaian rutin (tanpa luar kota), indikator bensinku berkedip dan harus sudah isi bensin lagi. Sementara dengan luar kota, tiga hari pemakaian harus sudah isi bensin.

Dari situ aku nggak ragu lagi sama apa yang dibilang Mr. Colin dan Pak Rachman di diskusi Shell beberapa waktu sebelumnya. Seingetku, saat itu Pak Rachman juga nyaranin aku coba dulu Shell V-Power biar tahu bedanya. Sementara VP Marketing Mobility Shell Indonesia Dian Kusumadewi juga bilang kalau bahan bakar Shell itu tidak sama karena bahan bakar Shell berteknologi.

Di samping itu, Ibu Dian juga menyebut SPBU Shell sebagai sebuah tempat destinasi, dan sangat terbuka lebar untuk semua konsumen. Mulai dari BBM-nya, segi kenyamanan untuk beristirahat, sampai servis yang diberikan. Sehingga bukan hanya kendaraannya saja yang di maintenance, tapi konsumen pemilik kendaraannya pun juga.

“SPBU kita bukan sesuatu yang eksklusif hanya untuk beli bensin. Kita menyebutnya destinasi, sebagai tujuan untuk mensupport mobilitas konsumen. Bisa untuk nongkrong, janjian sama temen di situ, feel free, we welcome everyone,” kata Ibu Dian saat ditemui usai diskusi.

Berdasar itulah, selain untuk beli bensinnya, aku juga nyobain berdestinasi di SPBU Shell (Pemuda Central – 1 dan Waru). Selain pegawainya yang ramah, kesan pertama lihat tempatnya secara keseluruhan bersih banget, bahkan toiletnya juga. Mushollanya pun nyaman buat sholat karena bersih. Tak kalah penting, air keran buat wudhunya juga jernih dan tidak bau (bensin).

Di mushollanya juga ada colokan listrik. Jadi habis sholat bisa numpang istirahat bentar sambil ngecharge handphone sekalian ngetik naskah liputan. Sedangkan di Shell Select, ada banyak promo makanan/snack dan minuman yang ditawarkan. Nah, di situlah kemudian aku ngerasain bahwa mobilitasku sebagai konsumen bener-bener disupport. Mulai dari bensinku, motorku, sampai ke akunya.