Selasa, 17 September 2019 15:04 UTC
KELENTENG. Restorasi Awal Pembangunan Klenteng Sumber Naga di Kota Probolinggo, Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Tempat Ibadah Tri Dharma (TITD), Kelenteng Sumber Naga di Kota Probolinggo yang sempat terbakar, 17 Mei 2019 akan direstorasi dengan anggaran mencapai Rp 3 miliar.
Restorasi merupakan pembangun kembali sebuah bangunan seperti semula baik modelnya, interiornya, termasuk ukurannya.
Restorasi kelenteng berlokasi di Jalan WR. Supratman, Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Mayangan dimulai Selasa, 17 September 2019. Peresmian restorasi sendiri dihadiri Wakil Wali Kota Probolinggo M. Soufis Subri.
BACA JUGA: Mengenal Eng An Kiong, Kelenteng Berusia 194 Tahun di Malang
Selain itu, hadir juga Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, termasuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB). Wakil Wali Kota Probolinggo M Soufis Subri mengatakan, jika restorasi bangunan Kelenteng Sumber Naga sementara masih ditanggung pengurus TITD. Pasalnya, bantuan dari Pemerintah Kota Probolinggo masih proses pengajuan.
“Kami masih terus upayakan ada anggaran, namun pemkot akan berusaha semaksimal mungkin termasuk saran gambar, IMB dan sebagainya. Yang perlu diperhatikan ini kan restorasi bukan renovasi jadi butuh waktu yang tidak sebentar,” kata Subri.
Ketua II TITD Sumber Naga, Erfan Sutjianto menyampaikan, sebagian anggaran sudah disiapkan untuk restorasi Kelenteng Sumber Naga. Anggaran dana sendiri berasal dari sejumlah donatur.
BACA JUGA: Ketika Siswa Katolik Surabaya Mengenali Islam, Budha dan Hindu
“Taksiran kami pemulihan ini sekitar Rp 3 miliar, sedangkan yang terkumpul dari sejumlah donatur masih sekitar setengahnya. Tapi kami yakin ini bisa kami lakukan,” jelas Erfan.
Sementara pelaksana teknis restorasi TITD Sumber Naga, Matius Kosasih mengungkapkan, teknis pelaksanaan restorasi dinilai agak sulit. Alasannya harus diperhatikan betul secara detail dengan konsep awal.
Di mana membutuhkan sejumlah ornamen yang sama dengan aslinya. Dan untuk mendatangkan itu diperkirakan akan berlangsung cukup lama.
“Restorasi ini lebih rumit, karena selain detail kami membutuhkan ahli kontruksi Tionghoa. Karena itu kan ada hitungannya juga, sehingga kami harus hati-hati betul nantinya. Target satu tahun kami upayakan,”terangnya.
