Rabu, 16 March 2022 00:20 UTC
Khofifah saat Pembukaan Diklat Teknis Peningkatan kapasitas SDM bagi Kepala Desa Pemprov Jatim Gelombang II (Angkatan III dan IV di Ballroom Ayola Sunrise Hotel Mojokerto, Selasa, 15 Maret 2022 malam. Foto: Karin
JATIMNET.COM, Mojokerto - Gubernur Khofifah Indah Parawangsa menyebut wilayah Provinsi Jawa Timur (Jatim) sudah bebas dari desa tertinggal sejak pertengahan 2021. Sehingga format One Village One CEO merupakan konsep program satu desa satu manajer untuk membangun desa sejahtera digalakkan.
Hal ini diungkapkan Khofifah saat Pembukaan Diklat Teknis Peningkatan kapasitas SDM bagi Kepala Desa Pemprov Jatim Gelombang II (Angkatan III dan IV di Ballroom Ayola Sunrise Hotel Mojokerto, Selasa, 15 Maret 2022 malam.
"Alhamdulillah pada pertengahan 2021, Jatim sudah bebas desa tertinggal, yang sekarang menjadi desa berkembang. Bagaimana desa maju, supaya naik kelas jadi desa mandiri. Dari indeks desa membangun yang dikeluarkan Kemendesa Mandiri, di Jatim tertinggi diantara seluruh provinsi di Indonesia," ucapnya.
Untuk itu, format One Village One CEO yang sudah ada bisa dijalankan dengan baik, maka komandan (kades) dari masing-masing desa harus memiliki jiwa enterpreneurship selain jiwa kepemimpinan.
Baca Juga: Kemensos Gandeng ITS Atasi Akses Transportasi dan Air Daerah Tertinggal
Program ini untuk meningkatkan manajerial skill, dalam membangun desa yang sudah berkembang agar menjadi maju, lalu sementara yang sudah maju menjadi desa mandiri. Dimana capaian itu merupakan kinerja dari para kepala desa di Jatim.
"Kalau dilihat dari prestasi paling tinggi desa mandiri di Indonesia, berarti mereka sudah sangat bagus. Tapi kita masih punya tantangan-tantangan hari ini, dan yang akan datang juga bisa lebih variatif dan bisa lebih kompleks," ujarnya.
Selain itu, Khofifah menyebutkan, terkait dengan produksi padi di Jatim, dua tahun terakhir 2020 dan 2021 tertinggi secara nasional. "Hal ini harus tetap jaga, tentu adalah peran para kepala desa yang luar biasa," ia memaparkan.
Sedangkan, perihal sapi potong, kata gubernur, populasinya juga tertinggi sekali, dibanding dengan provinsi nomor dua, ini juga peran dari kepala desa dan lurah yang luar biasa.
Baca Juga: Desa Sumbertanggul Diharapkan Jadi Contoh Desa Digital di Mojokerto
“Jadi apa yang sudah menjadi prestasi positif dan produktif harus kita jaga dan kita tingkatkan, kemudian di mana desa mandiri di 38 kabupaten/kota dan kelurahan, tentu kita berharap bahwa yang desa mandirinya masih kecil bisa ditingkatkan, oleh karena itu setiap pertemuan selalu ada rekomendasi bagi kebaikan bersama,” pungkasnya.
Terpisah, Kepala BPSDM Jatim Aries Agung Paewai menambahkan, saat ini adalah Diklat Peningkatan Kapasitas SDM Bagi Kepala Desa angkatan ke III dan IV yang dilaksanakan di dua tempat.
Yakni, Hotel Ayola Sunrise dan Hotel Lynn Kota Mojokerto. Selain karena masih dalam situasi pandemi Covid-19 di mana harus menjaga jarak dan jumlah peserta, juga supaya ada pemerataan pendapatan bagi hotel di Kota Mojokerto yang tentunya juga terdampak.
"Alhamdulillah para kepala desa yang ada di tengah-tengah Ibu adalah kepala desa yang baru terpilih dan juga sedang melaksanakan tugas yang InsyaAllah akan diberikan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan arahan Ibu Gubernur," ujarnya.
"Yang mana kepala desa ini selain dituntut untuk senantiasa inovatif dan kreatif tapi juga bertanggung jawab terhadap pengelolaan anggaran. Ibu Gubernur sangat ingin bahwa para kepala desa ini di masa jabatannya mulai dari awal sampai dengan akhir betul-betul dapat menjalankan amanah rakyat. Dana yang telah diterima dapat dimanfaatkan betul untuk kepentingan masyarakat," ia memungkasi.
