Senin, 28 September 2020 02:00 UTC

UPACARA. Seorang Warga Suku Tengger Saat Melaksanakan Ibadah, di Perayaan Yadnya Kasada 2020, Tahun Baru Saka 1942, Selasa 7 Juli 2020. Foto : Zulkiflie/Dokumen
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Jawa Timur Sinarto membenarkan adanya wisatawan asing yang berkunjung ke Gunung Bromo pasca dibuka kembali.
Namun, Sinarto masih menyelediki wisatawan asing ini datang dari luar negeri atau ekspatriat yang telah lama bekerja di Indonesia. Sebab, sejak merebaknya Covid-19 Maret lalu kran masuk turis mancanegara belum dibuka kembali.
"Saya kemarin kaget dapat laporan dari Bromo ternyata ada wisatawan asing. Saya ingin tahu, nanti saya konfirmasi, itu dari Bali yang tidak bisa pulang atau perjalanan penerbangan langsung," ujar Sinarto, Senin 28 September 2020.
"Pengunjung ini. Bisa jadi dia domisili Bali, dengan kondisi seperti ini dia ingin wisata kemana-mana. Jadi begitu. Ekspatriat ya juga bisa," imbuhnya.
BACA JUGA: Bule Rusia Nekat Berfoto di Kaldera Bromo
Kondisi pariwisata di Jawa Timur memang perlahan mulai bangkit. Beberapa destinasi telah dibuka. Selain Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, tempat wisata yang sudah bisa dikunjungi yakni Gunung Ijen.
Sinarto menyebutkan, setidaknya ada sekitar sekitar 500 tujuan wisata yang telah dibuka kembali. Hotel yang telah beroperasi lagi ada sekitar 800-an di seluruh Jawa Timur.
Catatan Disbudpar Jatim, sudah dua juta pergerakan wisatawan hingga Tanggal 10 September 2020. Sinarto mengakui, jumlah kunjungan ini belum banyak. Sebab, baru sekitar 50 persen dari total kapasitas daya tampung yang dibuka oleh pengelola wisata.
"Memang tidak bisa cepat, karena setiap tujuan wisata itu membatasi 20 persen (daya tampung) lalu dievaluasi, kemudian ditingkatkan 30-40 persen lalu dievaluasi. Melihat perkembangan Covid-19 di daerah masing-masing," tegasnya.
Terlepas dari itu, Sinarto berharap baik wisatawan maupun pengelola tempat wisata tidak lengah terhadap Covid-19. Protokol kesehatan harus ditegakkan secara ketat. Penyebaran virus SARS CoV-2 itu belum berhenti, karenanya kewaspadaan tetap dilakukan. "Tidak boleh lengah, Tim evaluasi kita dorong. Jangan ada kluster di wilayah pariwisata," tandasnya.
