Selasa, 26 February 2019 12:58 UTC

Evakuasi bocah yang ditemukan tewas di bawah perangkat soundsystem hajatan di Blitar. Foto: IST
JATIMNET.COM, Blitar - Koirul Anam (9), bocah kelas 2 SDN 5 Karangrejo, Kecamatan Garum, Kabupaten Blitar, ditemukan tewas di bawah seperangkat soundsystem hajatan pernikahan tetangganya, Senin 25 Februari 2019.
Saat ditemukan, bocah ini dalam posisi tertelungkup dan soundsystem berbunyi. Pihak Polsek Garum, menyebutkan korban diduga memiliki riwayat penyakit dalam. Suara soundsystem itu diduga berefek pada sakit bocah ini. Polisi juga menyebut bocah ini juga dikenal sebagai perokok akut.
"Saksi menyebutkan, korban (bocah) ini hiperaktif. Jika dikasih rokok sebungkus langsung dihabiskan. Pernah minta ke orang tuanya tidak dikasih, trus main pukul. Penyebab meninggalnya korban diduga penyakit dalam," kata Kapolsek Garum, AKP Rusmin kepada wartawan di kantornya, Selasa 26 Februari 2019.
BACA JUGA: PT Padi Mas Indah Gresik Diduga Sekap Pekerjanya
Keluarga korban menolak otopsi terhadap jenazah bocah berkulit putih ini dan memilih langsung memakamkannya Senin 25 Februari 2019 petang.
"Petugas medis hanya melakukan visum luar, dan tidak ditemukan tanda tanda kekerasan maupun luka. Pihak keluarga tanda tangan menolak otopsi," imbuh Rusmin.
Koirul memiliki latar belakang keluarga kurang beruntung. Kedua orang tuanya, Suparni dan Nurlaili adalah pemulung. Keduanya memiliki keterbelakangan mental. Demikian juga dengan kakak perempuanya yang menginjak remaja juga mengalami hal yang sama dengan orang tuanya.
BACA JUGA: Pencuri Ini Hanya Memakai Celana Dalam Tiap Beraksi
Secara usia, Koirul seharusnya duduk di bangku kelas 3 atau 4 sekolah dasar. Namun, bocah malang ini masih duduk di bangku kelas 2. Karena, Koirul sering meninggalkan sekolah. Ia pergi bermain hingga petang hari.
"Ayah sama ibunya memang mengalami keterbelakangan mental, demikian juga dengan kakak perempuanya, jadi anak ini sering bermain sampai lupa waktu," terang perangkat desa Karangrejo, Solikhin, yang ditemui wartawan di rumah duka.
Sementara itu, Dinas Kesehatan melalui Kabid Pelayanan Kesehatan, dr. Christine mengatakan belum mengetahui penyebab tewasnya bocah sembilan tahun ini. "Saya belum dengar kasusnya, saya coba cari info ke petugas puskesmas Garum dulu," jawab dr. Christine melalui pesan WhatsApp kepada wartawan, Selasa 26 Februari 2019 petang.
