Logo

Bocah Penderita Epilepsi Meninggal Akibat Tersedak saat Makan Sempol Goreng

Reporter:,Editor:

Senin, 29 July 2019 08:09 UTC

Bocah Penderita Epilepsi Meninggal Akibat Tersedak saat Makan Sempol Goreng

GALI DATA. Keluarga korban memberi keterangan riwayat penyakit epilepsi yang diderita korban kepada polisi. Foto: IST

JATIMNET.COM, Blitar – Pelajar SD, MAF (8), warga Dusun Bakalan, Desa/Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, meninggal dunia diduga karena tersedak saat makan jajanan sempol.

Selain tersedak, korban juga memiliki riwayat penyakit epilepsi. Diduga saat mengonsumsi sempol, epilepsinya kambuh.

“Hasil pemeriksaan dokter korban meninggal karena tersedak makanan dan kemungkinan epilepsinya kambuh. Keluarga korban juga tidak mau jenazah anaknya diotopsi,” kata Kapolsek Wonodadi, AKP Yoni Sugiharto kepada wartawan Senin 29 Juli 2019.

BACA JUGA: VW Klasik Milik WNA Australia Terbakar di Jalan

Kabar duka ini bermula saat korban membeli sempol goreng di warung milik tetangganya. Putra pasangan Abdul Mutolip (50) dan Khusnul Khotimah (46), itu membeli sempol goreng Rp 4.000 dan dapat delapan biji.

Sempol merupakan jajanan berbahan telur dan tepung dengan campuran daging ayam yang dihaluskan kemudian digoreng. Jajanan ini menjadi favorit anak-anak. Korban memilih memakan sempol goreng di warung dan tidak membawanya pulang.

Setelah memakan enam biji sempol goreng, korban tiba-tiba memukul-mukul dadanya dan minta minum. Tetapi, minuman yang diberikan ke korban tidak bisa masuk ke dalam mulut. Diduga penyakit epilepsi korban sedang kambuh.

“Menurut saksi di lokasi kejadian, setelah itu korban duduk lalu guling-guling di tanah. Posisi mulut korban seperti sedang menggigit sesuatu,” imbuh Yoni.

BACA JUGA: Warga Blitar Bongkar Rumah Mesum Drive Thrue Langganan Pelajar

Warga yang panik membawa korban ke puskesmas. Tetapi, pihak puskesmas tidak dapat menangani korban, dan merujuknya ke Rumah Sakit Itjtihad, Togokan, Srengat. “Sempat mendapat perawatan di RS, korban dinyatakan meninggal dunia,” kata Yoni.

Orangtua korban, juga menandatangani surat pernyataan tidak melakukan otopsi jenazah. Dari keterangan beberapa keluarga, korban memang anak yang suka makan. Cara makan korban juga cepat seperti terburu-buru. Sering kali makanan belum sampai ditelan sudah dijejali lagi dengan makanan di mulut.

Jenazah telah dimakamkan sepulang dari RS dan keluarga menerima kematian korban.