Sabtu, 30 May 2020 05:40 UTC
Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Difi Ahmad Johansyah (tengah) bersama Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa dan Wakil Gubernur Jatim Emil Elestianto Dardak usai rapat TPID di Gedung Negara Grahadi
JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jatim, Difi Ahmad Johansyah kembali mengingatkan banyaknya tantangan yang harus dihadapi Jawa Timur dalam mengendalikan inflasi di tengah pandemi Covid-19.
Difi merinci setidaknya ada tiga hal yang harus diwaspadai. Diantaranya, kendala distribusi pangan di tengah penerapan pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), melemahnya daya beli masyarakat, dan ketersediaan stok di saat perpanjangan PSBB serta jelang era tatanan hidup baru atau the new normal.
Sikap antisipasi masyarakat menyambut perpanjangan PSBB maupun era tatanan hidup baru bisa berpengaruh terhadap kecukupan stok dan akses masyarakat terhadap komoditas pangan strategis.
Sementara untuk melemahnya daya beli masyarakat, ia menyebut akan berpotensi deflasi di sejumlah komoditas semakin dalam. "Kami apresiasi kepada TPID Provinsi Jawa Timur yang telah mengambil berbagai langkah inovasi, salah satunya berupa kelembagaan Lumbung Pangan Jatim," ujar Difi dalam keterangan tertulisnya, Jumat 29 Mei 2020.
BACA JUGA: Bank Jatim Bagikan Deviden Rp 723,7 Miliar Sepanjang 2019
Dirinya berharap, lumbung pangan tidak hanya menjadi wadah dalam menjaga stabilitas harga dan ketersediaan pasokan pangan di Jawa Timur. Namun ke depan juga dapat berfungsi menjadi pusat kerjasama antar daerah khususnya untuk komoditas pertanian di Indonesia.
Untuk menuju ke arah itu, kata dia, perlu adanya evaluasi dan penguatan fungsi Lumbung Pangan Jatim. Selain itu juga penting dilakukan upaya mapping stok komoditas pangan Jawa Timur yang nantinya dapat menjadi landasan Kerjasama Antar Daerah berdasarkan data neraca pangan yang akurat.
"Sehingga dapat berjalan optimal dalam pelaksanaan tugasnya di masa yang akan datang," kata Difi.
Dalam catatan BI Kantor Perwakilan Jawa Timur, sejauh ini memang terbilang inflasi tidak terlalu buruk. Gejolak harga saat Idul Fitri belum tampak signifikan meski dilalui di tengah pandemi Covid-19.
BACA JUGA: Khofifah Minta Perusahaan Leasing Bantu Debitur di Tengah Covid-19
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak mengatakan, sektor pertanian yang merupakan salah satu penopang utama perekonomian dan melibatkan setidaknya 1/3 tenaga kerja di Jawa Timur, tidak mengalami goncangan yang besar akibat Covid-19.
Namun demikian, produk turunan sektor pertanian khususnya olahan holtikultura, turut terpukul seiring dengan melemahnya sektor pariwisata di tengah pandemi Covid-19.
“Oleh karena itu, perlu adanya komunikasi efektif, inovasi, dan sinergi antar stakeholders dalam memasarkan produk UMKM pangan Jawa Timur, termasuk potensi kolaborasi dengan Lumbung Pangan Jatim sebagai salah satu jalur pemasaran” kata Emil.
