Logo

Bernah de Vallei, Wisata Pemandian di Lembah Pinus Desa Kembangbelor Pacet  

Reporter:,Editor:

Sabtu, 30 January 2021 23:00 UTC

Bernah de Vallei, Wisata Pemandian di Lembah Pinus Desa Kembangbelor Pacet
 

WANA WISATA. Ketua Yayasan Amanatul Ummah yang juga Wakil Bupati Mojokerto terpilih, Muhammad Al Barra (kemeja putih), mengunjungi Bernah de Vallei di Desa Kembangbelor, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto, Sabtu, 30 Januari 2021. Foto: Karina Norhadini

JATIMNET.COM, Mojokerto – Untuk mencapai ke Lembah Bernah, pengunjung harus menempuh perjalanan cukup jauh dari Kota Mojokerto. Sepanjang perjalanan, pengunjung bisa menikmati suasana pedesaan, perbukitan, dan sejumlah gunung yang terlihat dari kawasan wisata Pacet.

Wana wisata yang berkonsep ekowisata ini menyajikan air sumber alami dari tiga mata air di sana, yakni mata air Kemado, Karanglo, dan mata air Burnah yang baru ditemukan dan diberi nama oleh warga setempat.

Hadirnya Bernah de Vallei dengan eduwisatanya sangat cocok dikunjungi keluarga, sekaligus menjadi spot foto yang instagramable.

BACA JUGA: Padusan Air Panas Pacet, Destinasi Favorit di Akhir Pekan

Untuk pengendara roda empat memang harus berjalan perlahan menyusuri jalan setapak memasuki kawasan wisata desa ini.

Hanya saja, itu semua terbayarkan dengan pemandangan alam yang asri dan kokohnya pepohonan pinus menjulang tinggi.

Selain itu, lembah ini juga dibelah aliran sungai yang jernih sehingga warga harus melewati jembatan bertekstur bebatuan.

SEJUK. Pengunjung Bernah de Vallei meminum air jernih yang berasal dari tiga sumber mata air di wana wisata Bernah de Vallei, Desa Kembangbelor, Kec. Pacet, Kab. Mojokerto. Foto: Karina Norhadini

Sembari menyusuri area lembah, warga bisa menikmati air yang berasal dari tiga sumber di area depan kolam renang.

Tampak sejumlah warga mengambil air dari pancuran yang terbuat dari gentong. Air jernih dan segar itupun digunakan pengunjung untuk mencuci muka dan minum.

BACA JUGA: Mahasiswa Unesa dan Karang Taruna Sajen Rintis Wisata River Tubing Kali Kromong

Harga tiket masuk di iwisata Lembah Bernah ini cukup terjangkau, yakni sebesar Rp7.500 per orang. Sedangkan, bagi pengunjung yang ingin berenang di kolamnya tinggal menambah tiket Rp10.000 per orang.

Seorang pengunjung wisata, Joko Slamet, 51 tahun, mengatakan wisata di Lembah Bernah ini menyuguhkan keindahan alam dengan tiket masuk yang relatif terjangkau.

"Harga tiketnya relatif murah, kalau fasilitas mungkin perlu ditingkatkan karena masih baru juga. Pastinya, pemandangan alami ini yang tidak ada di Sidoarjo," ujar wisatawan yang baru pertama kali berkunjung ini.

Warga Desa Wedi, Kecamatan Gedangan, Kabupaten Sidoarjo itu menambahkan dia bersama keluarganya mengunjungi Wana Wisata Bernah De Vallei usai menjenguk putrinya yang sekolah di Madrasah Bertaraf Internasional (MBI) Amanatul Ummah.

"Tadinya penasaran ada wisata baru di dekat pondok, ya mampir dulu karena ingin tahu. Soalnya kita mencari wisata yang benar-benar alami, udara sejuk menyehatkan, dan air bisa langsung diminum," katanya.

BACA JUGA:

Sementara itu, Ketua Yayasan Amanatul Ummah yang juga Wakil Bupati Mojokerto terpilih, Muhammad Al Barra, terlihat menyempatkan diri menilik Wana Wisata Bernah de Vallei yang berada dekat dari kediamannya.

Kedatangan Gus Barra ini yang ketiga kalinya di lokasi wisata dengan luas 19,7 hektar. Ia memantau kondisi sekaligus mengembangkan potensi wisata desa yang berada di kampungnya.

"Jadi ini nama Bernah sudah tidak asing dari warga sekitar, karena ini dari dulunya namanya Bernah. Sedangkan de Vallei artinya lembah dalam bahasa Belanda. Sehingga dinamakan Lembah Bernah," ucapnya.

Dirinya menyebut warga setempat sengaja memilih lokasi lembah yang berada di ketinggian 500 meter di atas permukaan laut (dpl) itu untuk dijadikan wana wisata edukasi. Sebab menurutnya, pemandangan yang dimiliki lembah ini lebih indah dibandingkan lokasi lainnya di Desa Kembangbelor.

"Lokasi alamnya lebih cocok untuk dijadikan wana wisata, lebih indah ketimbang lokasi lainnya yang ada di sini," kata Gus Barra.

Pria lulusan Universitas Al Azhar, Kairo ini mengatakan wisata ini dikelola pemerintah desa dan warga Desa Kembangbelor.

"Selain untuk ekonomi mereka, kedua juga untuk mengajak masyarakat sama-sama memiliki sumber daya alam ini, agar dijaga bersama-sama, sebab semua warga merasa memiliki," ujarnya.

Saat disinggung misinya sebagai Wakil Bupati Mojokerto terpilih dalam pengembangan desa wisata dan mandiri, Gus Barra tak menampik akan melakukan inovasi tersebut.

Utamanya pengembangan desa-desa yang memiliki potensi wisata akan menjadi prioritas peningkatan ekonomi, termasuk di Desa Kembangbelor.

"Kami berharap usai Covid ini, kita berbenah untuk perbaikan fasilitas. Kemudian penambahan wahana wisata khususnya wisata-wisata desa, karena berdampak langsung positif ke warga," katanya.