Logo

Berebut Nasi Pecel Tumpuk dan Kepleh di Ponorogo

Reporter:,Editor:

Minggu, 10 February 2019 05:59 UTC

Berebut Nasi Pecel Tumpuk dan Kepleh di Ponorogo

LAHAP. Warga antusias menikmati pecel pincuk yang dibagikan dalam acara Brokohan Ageng sekaligus memperkenalkan Kampung Pecel di Ponorogo. Foto: Gayu Satria

JATIMNET.COM, Ponorogo – Pernah menikmati Pecel Tumpuk atau Pecel Kepleh? Itulah sajian khas Ponorogo. Sebetulnya pecel Tumpuk adalah nasi pecel dua porsi yang ditumpuk menjadi satu.

 Atau nasi yang diberi pecel, kemudian ditumpuk dengan nasi dan ditambah pecel di atasnya. Sedangkan Pecel Kepleh, adalah nasi pecel biasa dengan lauk tempe setengah matang. Terlihat tempenya tidak kaku.

Dua pecel legendaris khas Ponorogo itu disuguhkan dalam acara Brokohan Ageng. Acara ini sekaligus memperkenalkan Pusat Wisata Kuliner Kampung Pecel Mangunsuman, yang acanya dipusatkan di Pasar Pon Kota Reog, Minggu 10 Februari 2019.

Acara telah dipadati warga sejak pukul 07.00 WIB. Ratusan warga sudah antre untuk mendapatkan pecel gratis. Mereka duduk rapi di atas tikar yang sudah diatur pihak penyelenggara. Hanya dalam tempo dua jam sekitar 500 porsi nasi pecel pincuk sudah ludes.

BACA JUGA: Warga Ponorogo Sulap Barang Bekas Jadi Alat Fogging

Lurah Mangunsuman Suharto menjelaskan, Pecel Tumpuk dan Pecel Kepleh adalah dua jenis pecel yang legendaris di Ponorogo. Namun untuk mendapatkannya sudah jarang orang menjual.

“Pecel tumpuk ini satu porsi, serasa dua porsi,” kata Suharto, sekaligus inisiator acara. Suharto menambahkan, setiap penjual memiliki aneka sayuran yang berbeda. Begitu juga dengan Pecel Tumpuk maupun Kepleh tiap-tiap penjual memiliki sayuran yang berbeda.

Berdasarkan pengamatan Jatimnet.com, pecel yang dibagikan ada yang menggunakan sayur kenikir, kemangi, capar (kecambah), bayam, kacang panjang, ditambah irisan mentimun kecil-kecil. Namun tiap-tiap penjual menyuguhkan sayuran yang berbeda.

“Tingkat pedasnya juga tidak sama. Tergantung penjualnya, sehingga pembeli bisa memilih sayuran yang sesuai dan tingkat pedasnya bumbu,” lanjut Suharto.

Kepada awak media, Suharto menjelaskan acara ini untuk mempromosikan pengusaha nasi pecel di Kelurahan Mangunsuman. Sebab di daerah tersebut terdapat aneka ragam nasi pecel khas Ponorogo.

BACA JUGA: Warga Ponorogo Gelar Ritual Minta Hujan

Selain itu, para pelaku usaha ingin meniru gang sate-gule yang sudah terlebih dahulu populer. Semangat lain adalah untuk mempromosikan wisata di Kota Reog sebagai kota wisata kuliner.

Menurutnya, di Mangunsuman saat ini terdapat sekitar 15 sentra pecel dengan berbagai rasa yang khas. Begitu juga dengan jam opersionalnya bisa 24 jam. Jam operasional itu memudahkan pengunjung menikmati nasi pecel kapan saja

Sementera itu, penggagas acara Lisdyarita menjelaskan tahun ini Ponorogo memasuki tahun wisata. Adapun inisiasi penyelenggaraan murni dari para pelaku usaha dan masyarakat.

“Acara pengenalan eknomi kreatif seperti ini bisa mengangkat pendapatan penjual nasi pecel, sekaligus bisa menggaet wisatawan,” pungkasnya.