Logo

Belum Ada Siswa Terpapar Covid, PTM 100 Persen di Madiun Berlanjut

Reporter:,Editor:

Jumat, 04 February 2022 09:00 UTC

Belum Ada Siswa Terpapar Covid, PTM 100 Persen di Madiun Berlanjut

TATAP MUKA. Pelaksanaan pembelajaran tatap muka 100 persen di SDN Mejayan 1, Kec./Kab. Madiun, Senin, 10 Januari 2022. Foto: Nd. Nugroho

JATIMNET.COM, Madiun – Pembelajaran Tatap Muka (PTM) 100 persen di sekolah mulai jenjang TK hingga SMP di Kabupaten Madiun dinyatakan aman dari risiko penyebaran Covid-19. Hingga kini, belum ditemukan klaster sekolah.

"Tingkat risikonya masih terkendali. Setiap hari kami hitung potensinya seperti apa," kata Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro, Jumat, 4 Februari 2022.

Ia menyatakan PTM 100 persen dapat tetap berjalan. Apalagi, tingkat PPKM di Kabupaten Madiun tetap pada level 1. Namun, jika jumlah kasus Covid-19 naik yang dibarengi dengan level PPKM, maka akan menjadi dasar dalam pelaksanaan PTM.

BACA JUGA: Tak Ada Laporan Kasus Covid, PTM 100 Persen di Madiun Dinyatakan Aman

Apabila diterapkan PPKM level 2, maka PTM hanya 50 persen dari kapasitas satuan pendidikan. Jika PPKM level 3, maka diberlakukan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Mekanisme ini menyesuaikan SKB empat menteri tentang pelaksanaan PTM di tengah pandemi Covid-19.

"Kami ikut levelling PPKM dan semua sama-sama ikut mengantisipasi," ujar Kaji Mbing, sapaan akrab Dawami.

Upaya antisipasi penyebaran Covid-19 varian Delta maupun Omicron dilakukan dengan terus menekankan disiplin protokol kesehatan. Pihak sekolah diwajibkan mengecek suhu badan siswa, guru, maupun petugas yang masuk ke sekolah.

BACA JUGA: Vaksinasi Lebih dari 68 Persen, Siswa di Madiun Mulai PTM 100 Persen

Selain itu, mengintensifkan vaksinasi Covid-19 bagi anak dan vaksinasi dosis tiga atau booster bagi guru dan petugas di sekolah. "Antisipasi yang lain, kalau infeksiusnya tinggi, maka karantinanya akan didahulukan," ucapnya. 

Ketika ada warga yang positif Covid-19 dan bersedia diisolasi di tempat layanan kesehatan, dinyatakan dapat meminimalisir penularan. Apalagi, proses pelacakan atau tracing kontak erat dari pasien dilakukan secara intensif.

"Yang susah ketika ada warga terkena (dinyatakan positif) tapi tidak mau dikarantina. Itu yang susah karena sekolah bisa saja kembali tutup," kata Kaji Mbing.