Logo

Begini Yayasan Gemar Membaca Dongkrak Minat Baca di Jawa Timur

Reporter:

Jumat, 09 November 2018 06:30 UTC

Begini Yayasan Gemar Membaca Dongkrak Minat Baca di Jawa Timur

Ilustrasi

Begini Yayasan Gemar Membaca Dongkrak Minat Baca di Jawa Timur

JATIMNET.COM, Surabaya - Yayasan Gemar Membaca Indonesia (Yagemi) menyatakan minat membaca masyarakat di Jawa Timur masih rendah. Hal ini mendorong Yagemi untuk ikut mendorong tumbuhnya minat baca masyarakat. "Salah satu program Yagemi adalah Pustaka Bergilir Buku Masuk Rumah  (PB-BMR). Program ini yang akan menumbuhkan minat baca warga di Jatim," kata Koordinator Provinsi (Korporv) Yagemi Jatim, Warsito, Jumat, 9 November 2018.

Menurut dia, PB-BMR adalah suatu program pemberdayaan masyarakat yang  digagas oleh Ketua Umum Yagemi, Fauzi Umar karena merasa terpanggil  untuk menumbuhkembangkan minat baca masyarakat Indonesia yang sangat rendah. Bahkan, berdasarkan survei, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara.

"Padahal mencerdaskan bangsa adalah salah satu cita-cita proklamasi," ujarnya. Warsito mengatakan, kebersediaannya menjadi Korprov Yagemi  Jatim berawal dari pertemuannya dengan Fauzi Umar yang difasilitasi oleh Koordinator Nasional (Kornas) Yagemi Marlis pada beberapa waktu lalu.

"Saat ketemu dengan beliau, saya tertarik dan bersedia menjadi Korprov Yagemi untuk wilayah Jatim," kata Warsito. Ia mengatakan, Yagemi mempunyai semangat dan rasa keprihatinan akan masa depan generasi muda  Indonesia, khususnya Jatim yang masih sangat rendah minat bacanya.

"Minat bacanya kalah oleh hobi baru yang menurut pandangan saya kurang  produktif, meskipun kami yakin tidak mudah," katanya. Meski demikian, lanjut dia, pihaknya tetap optimitis program Yagemi akan berjalan karena sudah dua tahun telah diujicobakan di Kabupaten Solok, Sumatera Barat dan membuahkan hasil.

"Kuncinya hanya satu yaitu intervensi aktif pemerintah secara  berjenjang dari pusat sampai daerah. Hal ini dikarenakan sasaran dan  pembiayaan utamanya ada Anggaran Dana Desa (ADD)," katanya. Terkait alokasi pembelanjaan ADD, Warsito menjelaskan, komposisi idealnya adalah  maksimal 70 persen untuk infrastruktur desa dan minimal 30 persen untuk pemberdayaan masyarakat desa.

"Porsi inilah yang kita diskusikan dengan kepala desa di Jatim yang  jumlahnya menurut data ada sekitar 7.724 desa," ujar Warsito.      Untuk membahas persoalan itu, lanjut dia, Yagemi Jatim menggelar diskusi yang dikemas dalam Rapat Koordinasi Provinsi (Rakorprov) I yang digelar di salah satu hotel di Surabaya pada Kamis,

Rakorprov tersebut dihadiri 16 Koordinator Yagemi se-Jatim di  antaranya dari Magetan, Ponorogo, Madiun, Tulungagung, Malang,  Banyuwangi, Sampang dan peserta terdekat Mojokerto juga Sidoarjo.  Selain itu juga dihadiri penulis biografi kreatif, Siti Nasi'ah atau dikenal Mbak Ita. (ant)