Minggu, 06 June 2021 06:20 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Banyuwangi - Kabupaten Banyuwangi khususnya, dan Pulau Jawa pada umumnya, telah berada di musim kemarau. Kelembapan yang tinggi, cuaca yang terik dan jarang turun hujan harus dihadapi masyarakat hingga September atau Oktober mendatang.
Prakirawan BMKG Banyuwangi, Yustoto Windiarto mengatakan masa pancaroba dari musim hujan telah tuntas dilalui Banyuwangi bulan lalu. Sementara bulan ini telah seluruhnya berada di musim kemarau.
"Kondisi kering disebabkan karena angin timuran tersebut membawa uap air. Sehingga berakibat sedikitnya pertumbuhan awan secara umum," kata Yustoto di kantornya, Minggu 6 Juni 2021.
Hujan masih berpotensi turun, namun dengan intensitas sangat ringan. Potensi hujan masih turun, terutama di kawasan lereng gunung, seperti Kecamatan Licin, Glagah, Kalibaru, dan sebagian Glenmore.
Baca Juga: BPBD Jatim Siagakan Pasukan Hadapi Kemarau
Selain itu hujan yang turun hanya bersifat lokal, tidak akan meluas radiusnya. Temperatur udara selama Juni, berpotensi antara 24 sampai 32 celsius. "Pertanian tentu harus beradaptasi. Yang dapat saluran irigasi, atau menanam jenis tanaman yang lebih tahan pada musim kemarau," katanya lagi.
Prakiraan cuaca tak hanya untuk diperhatikan petani dan kelompok masyarakat umum. Lantaran kelompok nelayan dan beberapa jenis pekerjaan akan terdampak datangnya musim panas ini secara langsung.
Yustoto menjelaskan bulan ini jenis angin yang berembus adalah angin timuran, yang datang dari arah tenggara atau selatan. Tinggi gelombang laut pada 3 hari ke depan berpotensi di antara 1,5 hingga 2,5 meter.
"Itu tergolong tinggi. Gelombang laut berpotensi meningkat, disebabkan karena kuatnya angin timuran yang berlangsung di Bulan Juni ini," kata dia.