Jumat, 29 November 2019 06:10 UTC
Distribusi air bersih di Ponorogo. Foto: Dok
JATIMNET.COM, Ponorogo – Meski memasuki musim penghujan beberapa daerah di Ponorogo masih mengalami kekeringan. Akibatnya Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Ponorogo masih melakukan droping atau pengiriman air untuk memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Ponorogo, Setyo Budiono mengatakan jika beberapa titik yang berada di dataran tinggi masih mengalami kesulitan sumber air bersih dikarenakan hujan baru turun sekali atau dua kali saja.
“Beberapa titik di daerah Badegan dan Slahung masih kami droping air,” kata Setyo Budiono, Jumat 29 November 2019.
BACA JUGA: Masuk Musim Hujan, Kekeringan di Blitar Kian Meluas
Budi sapaan akrabnya, menuturkan jika kekeringan tahun ini lebih parah jika dibandingkan dengan tahun lalu.
Jika pada 2018 ada 10 kecamatan dengan 22 desa terdampak kekeringan, pada tahun ini BPBD Ponorogo mencatat ada 27 desa yang mengalami kekeringan di 10 kecamatan, hingga November.
“Dengan total ada 41 titik droping air yang kami petakan,” tuturnya.
BACA JUGA: Seratusan Daerah di Empat Kabupaten Wilayah Madura Alami Kekeringan
Data BPBD Ponorogo juga mencatat jika tahun lalu hanya ada 7.863 warga yang terdampak kekeringan. Sementara, di tahun 2019 sebanyak 10.844 warga dari 3.214 kepala keluarga terdampak kekeringan.
“Paling banyak ada di Kecamatan Slahung dengan 14 titik kekeringan,” ujarnya.
Dia memprediksi dengan semakin dekatnya musim hujan, kemungkinan pada pertengahan Desember permintaan droping akan berangsur turun.
Pasalnya pada November ini BPBD pernah beberapa kali mengirim 14 tangki air dalam satu hari. “Saat ini rata-rata pengiriman air tinggal enam sampai tujuh tangki perharinya,” pungkasnya.