Logo

Arus Petikemas Ekspor Impor di Pelabuhan Tanjung Perak Turun 7 Persen

Reporter:,Editor:

Jumat, 25 December 2020 02:00 UTC

Arus Petikemas Ekspor Impor di Pelabuhan Tanjung Perak Turun 7 Persen

MELEBIHI TARGET: Pelabuhan Tanjung Perak sebagai pelabuhan transhipment peti kemas domestik menghasilkan realisasi pertumbuhan di atas target. Foto: Baehaqi/ Dokumen

JATIMNET.COM, Surabaya - PT Pelindo III menyebutkan arus petikemas ekspor impor di dua terminal miliknya, Petikemas Surabaya dan Teluk Lamong menurun. Data hingga November 2020 turun 5-7 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya. 

“Jika kita bicara arus petikemas memang turun jika dibandingkan dengan tahun lalu, namun angka penurunan masih ada di angka 5-7 persen," ujar VP Corporate Communications Pelindo III R. Suryo Khasabu dalam ketersediaan resminya, Jumat 25 Desember 2020. 

Arus petikemas internasional, kata dia, masing-masing untuk Terminal Teluk Lamong sampai November 2020 mencapai 270.944 TEUs. Sedangkan di Terminal Petikemas Surabaya tercatat sebanyak 1.164.854 TEUs.

Suryo memastikan tidak ada penumpukan petikemas ekspor-impor di Pelabuhan Tanjung Perak. Pada perayaan Natal 2020 dan tahun 2021 masih terpantau lancar.

BACA JUGA: Tingkatkan Efisiensi Logistik di Pelabuhan, Pertamina dan Wilmar Gandeng Pelindo III 

Pun demikian, pihaknya mengatakan, tetap memberikan pelayanan maksimal. Tentunya dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. "Jadi kami tetap beraktivitas seperti biasanya tentu dengan tetap mempehatikan protokol kesehatan,” kata Suryo. 

Semua fasilitas pendukung protokol kesehatan seperti mulai dari cuci tangan, cairan pembersih tangan (hand sanitizer), tempat pemeriksaan dokumen kesehatan, hingga alat pengukur suhu tubuh sudah tersedia. 

Sementara data Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur selama Januari-November 2020 ekspor di Jatim turun 6,05 persen dibanding tahun lalu. Ekspor pada periode itu tercatat sebesar USD 17,44 miliar. Sementara di Januari-November 2019 mencapai USD 18,56 miliar. 

Untuk impor, selama Januari-November 2020 juga mengalami penurunan mencapai 15,66 persen. Sepanjang periode itu impor di Jatim tercatat sebanyak USD 17,95 miliar. Jauh dibanding periode sama pada 2019 yang mencapai USD 21,28 miliar.