Logo

Anjloknya Harga Ayam Bukan Kelebihan Produksi

Reporter:,Editor:

Kamis, 04 July 2019 07:04 UTC

Anjloknya Harga Ayam Bukan Kelebihan Produksi

Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur, Wemmy Niamawati. Foto: Baehaqi Almutoif.

JATIMNET.COM, Surabaya – Kepala Dinas Peternakan (Disnak) Jawa Timur Wemmy Niamawati menyebut anjloknya harga ayam karena salah prediksi peternak atas kebutuhan daging saat Lebaran.

Hal itu didasari pada investigasi di lapangan tanggal 27 Juni 2019 menunjukkan penjualan saat Lebaran stagnan. Bahkan ada ayam yang sampai usia dua bulan masih di dalam kandang.

“Seharusnya ayam dengan usia 36 hari sudah dijual. Harapannya Lebaran banyak pembeli, ternyata tidak banyak pembeli,” ujar Wemmy, Kamis 4 Juli 2019.

BACA JUGA: Harga Anjlok, Peternak Blitar Obral Ayam Pedaging di Jalanan

Ia menampik anggapan adanya kelebihan produksi di tingkat peternak. Asumsinya jika produksi kelebihan, harga di tingkat konsumen turut rendah. Sedangkan yang terjadi beberapa waktu lalu justru disparitas harga hanya di tingkat peternak dan konsumen.

Harga di peternak Rp 10.500 ayam hidup, di konsumen bertahan Rp 24.000 per kilogram. “Kalau over supply tidak. Kan seharusnya di tingkat konsumen ikut rendah harganya. Tapi yang terjadi kan tidak," terang Wemmy.

Kendati demikian, dia memastikan bahwa disparitas harga ayam sudah perlahan tidak terlalu jauh. Berbagai upaya tengah terus ditingkatkan agar ayam di peternak terkendali. Salah satunya mengimbau agar integrator (perusahaan peternak yang terintegrasi dengan mitra) tidak menjual unggas di pasar becek.

BACA JUGA: Harga Anjlok, Penjual Daging Ayam Madiun Bonusi Pembeli

“Ya integrator yang besar. Kami imbau tak menjual ayam di pasar. Sekarang ini kami jaga peternak mandiri agar tidak rugi,” bebernya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disperindag) Jawa Timur Drajat Irawan membenarkan anjloknya harga ayam di tingkat peternak dikarenakan kelebihan pasokan. Permintaan di pasar tidak sebanding dengan kebutuhan.

“Memang dari sisi produksi terjadi over supply ayam, di mana diperkirakan Ramadan dan Idul Fitri ada permintaan banyak dan besar. Tapi ternyata permintaannya di luar perkiraan,” kata Drajat.