Logo

Alternatif Penyembuhan PMK dengan Air Rebusan Daun Meniran

Reporter:

Selasa, 26 July 2022 23:40 UTC

Alternatif Penyembuhan PMK dengan Air Rebusan Daun Meniran

Ilustrasi Daun Meniran

JATIMNET.COM, Surabaya – Dony Crishmanto dosen Paramedik Veteriner Fakultas Vokasi Universitas Airlangga menyatakan bahwa rebusan daun meniran dapat dimanfaatkan sebagai alternatif pengobatan penyakit mulut dan kuku (PMK).

Menurut dia, tumbuhan dengan nama Latin Phyllanthus urinaria ini mengandung beragam jenis antioksidan untuk meningkatkan daya imunitas dan metabolisme.

“Untuk penyembuhan tetap membutuhkan suntikan tetapi untuk meningkatkan metabolisme dapat menggunakan daun meniran,” jelas drh Dony dikutip dari laman resmi Unair, Rabu, 27 Juli 2022.

BACA JUGA : PMK Mewabah, Peternak di Madiun Madiun Berikan Jamu pada Sapinya

Ia lantas menjelaskan cara mengolah daun meniran agar dapat digunakan sebagai alternatif pengobatan PMK. Pertama, 30-60 gram daun meniran yang dicampur dengan gula Jawa secukupnya direbus dengan tiga gelas air hingga mendidih.

Tunggu hingga air rebusan hanya tersisa satu gelas atau setara dengan 250 militer. Kemudian, sisa air rebusan daun meniran dapat diberikan dua kali sehari kepada hewan ternak yang sakit. Bagi sapi maupun kambing yang sehat dapat diberi sekali dalam sehari.  

“Sapi membutuhkan 250 ml air rebusan meniran sedangkan kambing membutuhkan 150 ml air rebusan meniran,” jelasnya.

Selain itu, Dony juga memberikan tips merawat dan mengobati lesi pada putting sapi perah yang terjangkit PMK. Lesi adalah infeksi sehingga dikatakannya untuk perawatan bisa menggunakan larutan celup puting dari formula iodine dan gliserin. Larutan tersebut kemudian dimasukkan ke dalam gelas celup dan puting dapat dicelup sebelum dan sesudah diperah. 

BACA JUGA : Mantri Hewan di Ponorogo Kewalahan Tangani Pengobatan PMK

Lebih lanjut, ia juga menjelaskan perawatan luka pada kambing. Jika memungkinkan, Dony menganjurkan untuk membersihkan lukanya kemudian dapat disemprot dengan larutan povidone iodine pada lukanya.

“Biasanya kalau ada infeksi pada sapi atau hewan lain itu panasnya tinggi, suhunya tinggi. Oleh karena itu, kalau ada mantri atau dokter hewan bisa minta untuk diinjeksi, disuntik sama anti-piretik, anti-radang, anti-biotik biar bakterinya mati dan infeksinya sembuh. Sapi tidak mau makan karena ada panasnya, ada radangnya,” ia menjelaskan.