Senin, 22 July 2019 10:17 UTC
Plt Kepala Bidang Pengairan DPUPR Kabupaten Madiun, Maskur Yatim. Foto: ND Nugroho.
JATIMNET.COM, Madiun – Areal persawahan dengan luas sekitar 130 hektare dari total 33 ribu hektare di Kabupaten Madiun dinyatakan kering saat musim kemarau saat ini. Pemicunya semakin menyusutnya sumber air baku untuk irigasi, seperti Waduk Notopuro, Waduk Saradan, dan Waduk Dawuhan.
Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupetan Madiun, penyusutan debit air di tiga waduk itu berkisar antara 50 - 75 persen pada periode akhir Juni lalu. Volume air di Waduk Notopuro, Kecamatan Pilangkenceng yang normalnya 2.4990.000 meter kubik turun menjadi 724.000 meter kubik.
Sedangkan untuk Waduk Saradan di Kecamatan Saradan terjadi penyusutan sekitar 50 persen dari kondisi normal 2.430.000 meter kubik menjadi 1.215.856 meter kubik. Demikian halnya debit air di Waduk Dawuhan dari 5.180.000 meter kubik menjadi 1.981.997 meter kubik.
BACA JUGA: Kekeringan, 18 Desa di Lumajang Bergantung pada Bantuan Air BPBD
“Kalau untuk kondisi terbaru kami belum menerima update-nya dari UPT pengelola. Laporan dikeluarkan setiap akhir bulan,” kata Plt Kepala Bidang Pengairan DPUPR Kabupaten Madiun, Maskur Yatim, Senin 22 Juli 2019.
Dalam tugasnya organisasi perangkat daerah (OPD) tersebut mengatur air yang dikeluarkan dari tiga waduk tersebut. Adapun pengelolaan waduk dinyatakan Maskur menjadi kewenangan pihak Pemprov Jawa Timur.
Ia memprediksi, penyusutan air akan terus terjadi seiring berlangsungnya musim kemarau. Oleh karena itu, sumur pompa dalam atau submersible yang telah ada ditambah dumi enam lokasi pada tahun inii. Jika sebelumnya ada 107 menjadi 113 unit yang lokasinya menyebar di 15 kecamatan.
BACA JUGA: Dampak Kemarau di Jatim
“Dari program tambahan 11 sumur tahun ini, baru terealisasi enam,” ujar dia sembari menyatakan bahwa selain DPUPR program pembuatan sumur dalam juga ditangani Dinas Pertanian.
Meski ratusan sumur pompa dalam telah terpasang, namun Maskur menyatakan tidak mampu memenuhi kebutuhan irigasi sawah yang ditanami padi. Pada musim tanam ketiga yang bertepatan dengan musim kemarau maka diharapkan petani membudidayakan palawija.