Logo

AHY: Strategi Rel Ganda Bukan Berdiri di Dua Kaki

Reporter:,Editor:

Rabu, 27 March 2019 11:10 UTC

AHY: Strategi Rel Ganda Bukan Berdiri di Dua Kaki

EL GANDA. Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Hari Murti Yudhoyono (tengah) tegaskan strategi rel ganda bukan berdiri di dua kaki. Baehaqi Almutoif

JATIMNET.COM, Surabaya - Komandan Komando Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan strategi rel ganda yang diterapkan partainya adalah untuk pemenangan pemilihan legislatif (Pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres).

Ini sekaligus menampik anggapan strategi rel ganda meletakkan posisi Partai Demokrat yang berdiri di dua kaki, atau berposisi di tengah. Ia menuturkan posisi partainya dalam koalisi sudah jelas.

"Ya sebetulnya sudah klir (selesai). Rel ganda itu saya jelaskan berkali-kali dan saya rasa semakin lama semakin dimengerti oleh publik, bahwa rel pertama, trek pertama kami ingin pastikan Partai Demokrat ini sukses di Pileg, dan trek kedua di Pilpres," ujar AHY di tengah kunjungannya di Surabaya, Rabu 27 Maret 2019.

BACA JUGA: Bertemu AHY, Wiranto Bahas Kondisi Politik Nasional

Politisi yang pernah mencalonkan Gubernur DKI Jakarta itu menyampaikan, kerja politik yang dilakukan Partai Demokrat ini supaya dua agenda pemenangan itu dapat berjalan beriringan dan sama-sama baik.

Meski Partai Demokrat tidak memiliki kader utama di Pilpres, namun hal itu justru membuat partainya memiliki karakter tersendiri dengan menawarkan program yang dirasa baik untuk rakyat.

"Kami fokus pada tujuan kami dengan dampak jangka panjang. Sampai 15 tahun ke depan bisa terus memiliki visi dan misi," tuturnya.

BACA JUGA: Pesan Cicit Syaikhona Kholil, KH Zubair Kepada AHY

Sementara itu, Sekretaris DPD Partai Demorkat Renville Antonio menambahkan, pihaknya optimis dengan strategi yang diterapkan ini dapat menambah elektabilitas partai.

Sehingga target kursi untuk DPR RI daerah pemilihan Jawa Timur bisa melebihi menjadi 14 kursi. Begitu juga dengan DPRD Jawa Timur dari sebelumnya 13 kursi, menjadi 18 kursi.

"Ini sebetulnya posisi di tengah menurut kami sudah pas. Karena masyarakat ingin mendapatkan posisi di tengah sebetulnya. Siapapun presidennya yang penting jelas programnya," kata Renville.