Logo

Ahok yang Kontroversial Namun Sarat Prestasi

Reporter:

Kamis, 24 January 2019 07:05 UTC

Ahok yang Kontroversial Namun Sarat Prestasi

Ahok saat menyelesaikan administrasi pembebasannya. Foto: Instagram Basukibtp

JATIMNET.COM, Surabaya - Basuki Tjahaja Purnama bebas dari Rutan Mako Brimob Kamis 24 Januari 2019. Pendukung dan media menunggu bebasnya Gubernur DKI Jakarta yang ke 15. Ia dikenal sebagai sosok kontroversial. Kebijakan dan komentarnya sering menjadi polemik di media massa. Ada banyak yang mendukung namun tidak sedikit pula yang mencibirnya.

Namun di luar itu, ada banyak prestasi yang diberikan kepadanya. Berikut sejumlah prestasi Ahok yang telah banyak dikutip media massa nasional.

1. Masuk daftar pemikir bergengsi dunia.

Nama Ahok masuk dalam daftar Global reThinkers 2017. Dalam daftar keluaran majalah Foreign Policy itu nama Ahok bersanding dengan tokoh besar dan negarawan dunia saat itu. Seperti Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Presiden Prancis Emmanuel Macron, Presiden Gambia Adama Barrow, juga Dubes AS untuk PBB, Nikki Haley.

Foreign Policy melibatkan Ahok dalam daftar karena sikapnya yang berdiri tegak di antara fundamentalisme di Indonesia kala itu. Latar belakang Ahok yang berasal dari etnis dan agama minoritas di Indonesia menjadi sorotan majalah berbasis di New York. Editor Foreign Policy Benjamin Soloway menulis latar belakangnya dianggap tidak sesuai dengan profil politikus Indonesia pada umumnya.

BACA JUGA: Ahok Bebas, Keluar Rutan Lewat Pintu Belakang

Karirnya melesat, dari anggota dewan di Belitung menjadi Gubernur DKI ke 15 menggantikan Joko Widodo tahun 2014.

Peraturannya melawan korupsi, melebarkan akses kesehatan dan layanan sosial lain, memperbaiki mega kanal untuk menghentikan banjir, memperbaiki publik transportasi, membuat Ahok mendapatkan rating tinggi di antara warga Jakarta. Meskipun perbaikan pada kinerja birokrat juga membuatnya memiliki banyak musuh. Hingga ia dipenjara karena penodaan agama.

2. Mendapat pujian dari New York Times

Laporan koran ini menyoroti keberanian Ahok menempuh jalur independen, sebelum ia bergabung dengan Gerindra, dalam bursa pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Sikapnya kala itu dinilai sebagai perlawanan pada sistem demokrasi yang tidak berjalan baik di Indonesia.

New York Times juga memuji keberanian Ahok dalam memperbaiki kinerja birokrasi yang tidak kompeten dan melakukan penyimpangan anggaran.

3. Pengendali gratifikasi terbaik Dari KPK

Penghargaan itu diserahkan di tahun 2015 atas prestasi unit pengendali gratifikasi Provinsi DKI Jakarta yang berjalan dengan baik. KPK menilai Pemprov DKI di bawah kepemimpinan Ahok berhasil menekan angka gratifikasi di kalangan ASN.

4. Tokoh Anti Korupsi dari Bung Hatta Anti Corruption Award

Ahok dinobatkan sebagai tokoh anti korupsi tahun 2013 bersama Direktur PLN Nur Pamuji. Juri menilai dua tokoh tidak hanya bersih dari korupsi tetapi juga mampu menciptakan iklim bersih dari korupsi di lingkungan mereka.

BACA JUGA: Membandingkan Film 'A Man Called Ahok vs Hanum & Rangga'

Sejumlah terobosan Ahok antara lain mengkaji ulang berbagai mata anggaran, memublikasikan mata anggaran lewat website Pemda DKI, hingga melaporkan gaji bulanan gubernur dan wakil gubernur di Youtube.

5. Menerima Democracy Award

Tahun 2014 Ahok mendapat penghargaan democracy award dari salah satu media daring di Indonesia. Penghargaan ini diberikan karena peranannya sebagai Wakil Gubernur DKI Jakarta dalam memperkuat otonomi daerah.

Ia menerima penghargaan bersama sejumlah kepala daerah lain saat itu seperti Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Bupati Kutai Timur Isran Noor, Wali Kota Palu Rusdi Mastura, dan Wali Kota Manado Vicky Lumentut.