Logo

8 Tahun Tidak Ada Perbaikan, 200 Warga di Jember Harus Jalan Kaki Sejauh 2 Kilo ke Pusat Kota

Pelajar
Reporter:,Editor:

Senin, 20 March 2023 06:20 UTC

8 Tahun Tidak Ada Perbaikan, 200 Warga di Jember Harus Jalan Kaki Sejauh 2 Kilo ke Pusat Kota

Warga jalan kaki sejauh 2 Km untuk menuju jalan besar, selanjutnya ke Pusat Kota Jember.

JATIMNET.COM, Jember - Kurang lebih 500 KK warga Desa Mojan, Desa Klungkung, Kecamatan Sukorambi, Jember mengaku resah akibat jalan aspal di wilayah mereka rusak dan kurang lebih 8 tahun tidak ada perbaikan.

Pasalnya, jalan aspal sepanjang kurang lebih 2 kilometer itu adalah akses utama warga dari desa menuju ke pusat Kota Jember. Dengan kondisi jalan aspal yang rusak itu, warga lebih memilih berjalan kaki untuk menuju jalan utama.

Apabila mengendarai motor atau mengayuh sepeda pancal, warga khawaatir jatuh. Sebab, jalanan di wilayah tersebut memiliki sudut kemiringan kurang lebih 70 derajat dan berada di wilayah lereng pegunungan Argopuro.

Di samping itu, jalannya juga rusak penuh dengan batu. Apabila saat turun hujanm jalan yang berbatu itu juga linci, karena penuh dengan lumpur.

"Kalau rusaknya jalan ini, kurang lebihnya delapan tahunan. Bahkan bisa juga lebih dari 8 tahun. Karena terakhir diaspal dulu itu, zamannya Bupati Pak MZA Djalal," kata salah seorang warga Samiyadi (47) saat dikonfirmasi di rumahnya, Senin 20 Maret 2023.

Warga sendiri tidak menampik, sebelumnya sudah pernah ada perbaikan. Namun, tidak bertahan lama, jalan kembali rusak. "Saya tidak tahu, saat perbaikan itu dari desa atau pemerintah daerah. Tapi ya gitu hanya ditambah dan sekarang rusak lagi," ujarnya.

Warga berharap, pemerintah segera memberikan solusi, yakni dengan melakukan perbaikan jalan. Karena jalan yang rusak itu adalah satu-satunya jalur utama ke pusat Kota Jember.

"Di tempat kami mayoritas pelaku UMKM pembuatan tape. Kalau naik mobil enak. Tapi tetap hati-hati. Dan, kalau naik motor dan sepeda gak mahir menyetir bisa jatuh. Apalagi kalau hujan, lebih licin. Kan jalannya miring, wilayah kami dataran tinggi," ujarnya.

"Warga lebih memilih jalan kaki sejauh 2 kilometer dari desa ke jalanan besar, jika mau ke kota. Dari sini ke pusat kota kurang lebih 9 menit," imbuhnya.

Sementara menurut Ketua RT setempat Nimun (49), selain jalan aspal rusak. Ada beberapa sisi jalan rawan ambruk. Karena berbatasan dengan aliran selokan. Tapi karena tidak ada perbaikan, jika mobil melintas harus lebih hati-hati.

"Karena tidak ada perbaikan, warga kami melakukan perbaikan secara swadaya, di sisi jalan (ambruk) pas dengan selokan kita pasangi batang bambu. Karena kalau tidak, mobil tidak bisa lewat. Padahal mobil lewat untuk bawa singkong, atau mengantar tape ke Jember dan luar Jember untuk dipasarkan," jelas Nimun.

"Panjang selokan yang ambles, kurang lebih 500 meter totalnya, ada dua titik yang ambles. Jadi kalau ada perbaikan jalan, mungkin bisa sekalian perbaikan selokan. Karena agar meminimalisir terputusnya jalan," sambungnya menjelaskan.

Lanjut Nimun, lokasi desa tempat tinggalnya itu sangat dekat dengan Pusat Kota. "Tapi kami masuk wilayah Kecamatan Sukorambi. Saat sampai jalan besar. Ke pusat kota kurang lebih 5 Km. Kami berharap ada perhatian dari Pemkab ataupun desa. Kami padahal sudah laporan, tapi tidak ada tanggapan kurang lebih 8 tahun ini," tuturnya.

Reporter: Arta Hatta