Logo

236 Calon Haji Sakit dan 7 Meninggal Dunia

Reporter:

Jumat, 19 July 2019 03:25 UTC

236 Calon Haji Sakit dan 7 Meninggal Dunia

Jemaah haji berada di sekeliling Kakbah. Foto: Unsplash

JATIMNET.COM, Surabaya – Sebanyak 263 calon haji mengalami sakit dan mendapatkan pelayanan kesehatan, serta tujuh orang meninggal, berdasarkan Sistem Komputerisasi Haji Terpadu Kesehatan (Siskohatkes) hingga 17 Juli 2019.

Calon haji yang wafat, lima orang di RS Arab Saudi dan dua orang dalam perjalanan ke Arab Saudi, dikutip dari siaran pers Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat 19 Juli 2019. 

Jika dibandingkan dengan data tahun lalu pada pelaksanaan operasional haji hari ke-11, jumlah kematian tahun ini masih di bawah tahun lalu yang mencapai 13 orang.

Calon haji yang sakit berjumlah 263 orang itu, sebagian besar menjalani rawat inap di Klinik Kesehatan Haji Indonesia Madinah, dan lainnya di RS Arab Saudi.

BACA JUGA: 110 PNS Dinas Pendidikan Gresik Cuti Menunaikan Ibadah Haji

Siskohatkes dibangun untuk mengelola semua data kesehatan yang berkaitan dengan jemaah haji dan layanan kesehatan yang diberikan. 

Data status kesehatan jemaah haji sudah di-"input" sejak proses pemeriksaan kesehatan tahap pertama di Tanah Air untuk penentuan kategori risiko tinggi kesehatan.

Pendataan jemaah juga terus dilakukan selama mereka melaksanakan ibadah haji di Arab Saudi, bahkan terus dipantau hingga sekembalinya ke Indonesia.

"Fungsinya untuk menampung semua data layanan kesehatan yang dilakukan oleh petugas kesehatan di Arab Saudi yang datanya mulai diambil dari waktu di Indonesia hingga nanti pulang ke Indonesia lagi," kata penanggung jawab Siskohatkes Daker Madinah T.B. Margono.

BACA JUGA: Satu Jemaah Haji Asal Pacitan Meninggal di Madinah

Disamping pendataan, Siskohatkes juga memantau riwayat kesehatan jamaah haji. Data-data yang sudah dimasukkan dari Tanah Air dapat dimanfaatkan siapa pun, khususnya tenaga kesehatan ketika ingin memberikan layanan kepada jamaah, baik di kloter maupun fasilitas kesehatan seperti Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI).

Dengan mengetahui riwayat penyakit pasien, tenaga kesehatan dapat mendiagnosis penyakit dengan tepat dan memberikan layanan sesuai kebutuhan.

Informasi yang tersedia dalam Siskohatkes tidak hanya tentang jamaah haji, tetapi tersedia pula informasi mengenai layanan kesehatan yang diberikan.

Ada data-data jumlah jamaah haji yang tengah dilayani di fasilitas kesehatan, baik rawat jalan, rawat inap, dirujuk ke fasilitas kesehatan lain, dan data jumlah kematian.

BACA JUGA: JCH Kota Blitar Mulai Kumpulkan Koper

Data itu diperoleh dari layanan pada KKHI Madinah dan Makkah, Rumah Sakit Arab Saudi, tim kesehatan bergerak di bandara dan Tim Gerak Cepat yang memberikan layanan kedaruratan di lapangan.

Data lain yang di-"input" dan dilaporkan ialah kunjungan atau visitasi Tim Kesehatan Haji Indonesia di kloter atau di KKHI.

Semenjak 2018, Siskohatkes terhubung dengan Kartu Kesehatan Jamaah Haji (KKJH). Pada KKJH terdapat akses data dan informasi melalui pemindaian kode batang dan kode QR. 

Dengan aplikasi Siskohatkes yang terpasang di perangkat telepon seluler, tenaga kesehatan dapat mengakses data-data kesehatan yang terintegrasi dengan Siskohat milik Kemenag. Hal ini membantu para penggunanya untuk memonitor jemaah haji. (ant)