Rabu, 09 March 2022 11:40 UTC
Sri Wahyuni (kiri) ketika meresmikan sumur bor yang berada di Desa Mrican Kecamatan Jenangan, Rabu 9 Maret 2022. Foto: Gayuh
JATIMNET.COM, Ponorogo – Menjelang musim kemarau, 10 titik sumur bor selesai dibangun disejumlah wilayah Ponorogo yang rawan mengalami kekeringan. 10 sumur tersebut dibangun oleh Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo.
Anggota Komisi V DPR RI, Sri Wahyuni, mengatakan ia membawa progam dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan sumber air warga yang sering kali terdampak kekeringan ketika berada di puncak musim kemarau.
“Hari ini kita resmikan sumur bor yang ada di Desa Mrican, Kecamatan Jenangan. Desa ini seringkali mengalami krisis air ketika musim kemarau,” kata Yuni, Rabu 9 Maret 2022.
Yuni merinci 10 titik sumur bor yang dibangun melalui tahun anggaran 2021 yakni ada di Desa Mrican (Jenangan), Sidoharjo (Pulung), Plunturan (Pulung), Gabel (Kauman), Tulung (Sampung), Pohijo (Kauman), Pagerukir (Sampung), Morosari (Sukorejo), Sumberejo (Balong).
Baca Juga: Telan Anggaran Rp 29 Miliar, 1.500 RTLH Selesai Direnovasi di Ponorogo
Kedepannya untuk tahun anggaran 2022, pihaknya juga telah mengusulkan 10 titik untuk kembali dibangun sumur bor disejumlah titik yang mengalami krisis air bersih ketika musim kemarau tiba.
Pembangunan sumur bor yang menelan biaya hingga Rp 600 juta pertitiknya ini memiliki kedalaman mencapai 105 meter dengan pompa yang berada 90 meter dibawah tanah. “Kapasitas airnya mencapai satu liter perdetik. Cukup untuk mencukupi 250KK atau bahkan untuk satu desa,” ujar Yuni.
Sementara itu, Kepala BBWS Bengawan Solo, Agus Rudianto mengatakan jika sejumlah sumur yang telah dibangun tersebut selanjutnya akan diserah kelolakan kepada Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) untuk pengawasan dan pengelolaannya.
“Satu sumur membutuhkan waktu hingga dua bulan untuk pengerjaannya, mulai dari pengeboran hingga sumur siap untuk digunakan,” pungkas Agus.