Logo

Warga Tuntut Kompensasi Eksploitasi Migas di Wilayah Pantura Sampang 

Reporter:,Editor:

Minggu, 25 May 2025 04:00 UTC

Warga Tuntut Kompensasi Eksploitasi Migas di Wilayah Pantura Sampang 

Puluhan warga di wilayah Pantura Kabupaten Sampang melakukan aksi protes terhadap aktivitas eksplorasi dan eksploitasi oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd, Minggu 25 Mei 2025. Foto: Zainal Abidin

JATIMNET.COM, Sampang – Puluhan warga dari wilayah Pantura Kabupaten Sampang, Madura, menggelar aksi demonstrasi di pesisir pantai Kecamatan Ketapang, Minggu, 25 Mei 2025.

Massa yang terdiri dari para nelayan, tokoh masyarakat, dan pemuda ini menentang keberadaan perusahaan migas asing Petronas Carigali Ketapang II Ltd (PC Ketapang II Ltd).

Dalam aksinya, mereka membentangkan spanduk bernada protes terhadap kehadiran perusahaan asal Malaysia tersebut.

BACA: Pemkab Sampang Buka Seleksi Terbuka Calon Direksi BUMD PT GSM 

Salah satu spanduk yang dibentangkan bertuliskan, “Keterlibatan Masyarakat Lokal Hukumnya Adalah Wajib Sesuai Undang-Undang Migas”.

Spanduk lainnya menyuarakan peringatan yang lebih tegas. “Kalau Masyarakat Lokal Tidak Dilibatkan, Kami Siap Usir Petronas dari Bumi Sampang.”

Dalam orasinya, Firman, tokoh pemuda setempat menuding Petronas telah melakukan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di wilayah Bukit Tua, Kecamatan Ketapang tanpa memberikan kompensasi yang jelas kepada warga.

"Kegiatan Petronas telah merugikan nelayan. Hasil tangkapan ikan menurun drastis akibat ekosistem laut yang rusak dan tercemar. Ini bukti nyata bahwa aktivitas migas mereka berdampak langsung pada kehidupan kami," ujar Firman di tengah aksi.

BACA: Pemkab Sampang Buka Seleksi Terbuka Calon Direksi BUMD PT GSM 

Ia juga menyentil tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility (CSR) Petronas yang dinilainya hanya sebatas formalitas.

"Petronas ini perusahaan asing asal Malaysia yang hanya bisa bangun taman dan sumbang mobil damkar (pemadam kebakaran). Di sisi lain, mereka sudah mengeruk keuntungan triliunan rupiah dari Madura. Ini tidak adil," tegasnya.

Winarno, tokoh nelayan Pantura ikut bersuara lantang. Ia menuntut keterlibatan aktif masyarakat dalam seluruh proses industri migas, termasuk eksplorasi dan eksploitasi.

"Undang-Undang jelas mengamanatkan pelibatan masyarakat lokal. Jika terus diabaikan, kami siap menolak kehadiran Petronas di wilayah kami," pungkas Narno.